Paris, 17 Ramadhan 1436/4 Juli 2015 (MINA) – Serangan Islamofobia di Perancis telah meningkat 23,5 persen dalam waktu enam bulan pertama 2015 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sebuah organisasi non-pemerintah Perancis, Perkumpulan melawan Islamofobia merilis sebuah laporan berjudul “Enam bulan Islamofobia di Perancis Setelah Serangan Teroris Januari 2015”, Kamis (2/6), Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Serangan terhadap masjid, ancaman pembunuhan terhadap wanita berkerudung, anak-anak sekolah dipermalukan guru mereka, siswa perempuan dilarang mengenakan rok panjang, pidato propagasi kebencian dan deklarasi perang terhadap umat Islam, menjadi konsekuensi yang masih mengerikan bagi umat Islam,” kata laporan itu.
Laporan menyebutkan, serangan fisik meningkat 500 persen dan serangan verbal 100 persen selama bulan-bulan awal tahun 2015. Wanita menjadi sasaran utama dari serangan Islamofobia.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Sebagian orang yang membuat laporan pengaduan tentang tindakan Islamofobia telah mengeluhkan lembaga kepolisian menolak menerima keluhan mereka dan pelaku jarang dihukum, kalaupun dihukum, sangat ringan sanksinya.
Dialog baru-baru ini antara perwakilan Muslim dengan Kementerian Dalam Negeri Perancis mencatat, Kementerian telah “mendesak aparat kepolisian untuk menerima pengaduan dari korban Islamofobia”.
Setelah serangan mematikan Charlie Hebdo di Paris pada Januari lalu, Islamofobia diyakini telah meningkat di Perancis yang merupakan tempat tinggal bagi hampir lima juta Muslim yang kebanyakan dari Afrika Utara. (T/P001/R05)
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)