Jeddah, MINA – KJRI Jeddah memberikan pelayanan terpadu (Yandu) yang meliputi kekonsuleran, keimigrasian dan ketenagakerjaan di wilayah Abha, Arab Saudi pada Jumat-Sabtu (28-29/6), di tengah kekawatiran terjadinya serangan rudal oleh etnis Houthi, Yaman yang berbatasan langsung dengan Arab Saudi.
Serangan rudal oleh kelompok pemberontak Yaman Houthi ke sejumlah kawasan di Arab Saudi menimbulkan ketegangan dan kecemasan di kalangan WNI.
Serangan yang terjadi 12 dan 23 Juni silam menyasar Bandara Internasional Abha Provinsi Asir yang berjarak 780 kilometer dari KJRI Jeddah dan merobek atap terminal kedatangan bandara itu.
Serangan rudal kembali terjadi Selasa malam (25/6). Dalam peristiwa tersebut kelompok militan Houthi melancarkan serangan dengan drone ke kawasan permukiman sipil di wilayah Khamis Musheit yang berjarak sekitar 20 kilometer dari Bandara Abha.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Serangkaian serangan dari kelompok pemberontak di Yaman ini telah memicu kekhawatiran di kalangan WNI yang berdomisili di sejumlah kawasan yang berdekatan dengan perbatasan Yaman dan Arab Saudi.
“Maaf Pak. Saya kerja di Riyadh..dan sekarang saya lagi dibawa liburan ke Abha di Alfaraen. Duhh…saya jadi takut. Mohon doanya semoga kami baik-baik saja dan selalu ada dalam lindungan Allah SWT,” komentar pemilik akun Fira Safitri di akun facebook KJRI Jeddah.
Menurut catatan KJRI Jeddah, saat ini terdapat sebanyak 9.034 WNI yang bermukim di Abha dan sekitarnya, terdiri dari 2.584 laki-laki dan 6.450 perempuan.
Di tengah situasi keamanan yang kurang kondusif, KJRI Jeddah tetap berkomitmen melakukan pelayanan terpadu (Yandu) di daerah tersebut dari 28-29 Juni. Hal ini mengingat banyaknya permohonan dari masyarakat WNI yang membutuhkan pelayanan keimigrasian, kekonsuleran, ketenagakerjaan dan bantuan penanganan berbagai kasus.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Melalui sejumlah saluran media informasi, KJRI Jeddah meminta masyarakat Indonesia, khususnya di Abha dan kota-kota yang berdekatan dengan perbatasan, agar selalu waspada dan terus memantau situasi keamanan di daerah tempat tinggalnya.
Masyarakat juga diminta agar menghubungi saluran komunikasi yang telah disiarkan KJRI Jeddah melalui media sosial.
KJRI Jeddah juga menggali informasi dari waktu ke waktu untuk memantau perkembangan keamanan dan siaga menghadapi segala kemungkinan buruk.
“Kami terus memantau situasi keamanan di sana. Saat ini Alhamdulillah tidak ada korban WNI akibat serangan-serangan rudal tersebut. Kami menghimbau WNI yang bermukim di Abha senantiasa meningkatkan kewaspadaan,” ujar Konsul Jenderal RI Jeddah, Dr. Mohamad Hery Saripudin.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
“Hasil koordinasi dengan otoritas berwenang di Arab Saudi menyimpulkan situasi di sana telah kembali kondusif namun tetap harus waspada,” imbuh Konjen.
Abha, Najran dan Jizan merupakan wilayah di bagian selatan Arab Saudi yang berbatasan dengan Yaman yang saat ini masih dilanda konflik. Tiga Kawasan ini mengalami eskalasi serangan rudal yang dilancarkan kelompok pemberontak Houthi di Yaman.
“Kami tetap berkomitmen melaksanakan Yandu karena banyaknya permohonan yang masuk dari warga yang bermukim di Abha. Semoga mendapat perlindungan Allah selama menyapa saudara-saudara kita di sana dan memberikan pelayanan kepada mereka. Kami sadar situasi keamanan di sana rawan,” ucap Koordinator Pelayanan Warga/PFK-1, Safaat Ghofur.
Kehadiran Tim Yandu di Abha, imbuh Safaat, sekaligus untuk melakukan survei guna menyusun langkah-langkah evakuasi manakala terjadi situasi yang tidak diinginkan.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Langkah-langkah pelindungan WNI tersebut akan dilakukan dengan mengevaluasi upaya pelindungan yang pernah dilakukan di Provinsi Jizan pada 2015. Saat itu, situasi keamanan dianggap berbahaya sehingga diperlukan langkah taktis dan terukur untuk mengevakuasi WNI.(R/R01/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB