Zaporizhzhia, MINA – Rusia mengambil alih pembangkit listrik tenaga (PLTN) nuklir di kota Zaporizhzhia, tenggara Ukraina pada Jumat (4/3), setelah bentrokan sepanjang malam terjadi di kota tersebut.
“Saat ini, PLTN Zaporizhzhia diduduki oleh pasukan militer Federasi Rusia,” kata pernyataan Inspektorat Pengaturan Nuklir Ukraina seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Ukraina menekankan tidak ada perubahan tingkat radiasi pada PLTN terbesar di Eropa itu, yang meningkat setelah kebakaran terjadi akibat serangan Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, serangan pasukan Rusia di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia harus dihentikan dan jika ledakan terjadi, itu akan menjadi akhir dari Eropa.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
“Eropa harus bangun sekarang. Pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa terbakar. Saat ini, tank Rusia menyerang unit nuklir. Ini adalah tank yang dilengkapi dengan pencitraan termal, jadi mereka tahu apa yang mereka tembak. Mereka sudah bersiap untuk ini,” ujar Zelensky mengatakan dalam pesan video di media sosial.
Sementara menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengumumkan, kebakaran di pembangkit listrik tidak mempengaruhi instalasi penting.
Rafael Mariano Grossi, kepala IAEA, menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi tersebut dan meminta setiap pihak menahan diri dari tindakan yang akan membahayakan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, yang dibangun antara tahun 1984 hingga 1995, adalah yang terbesar di Eropa, dan juga di antara 10 pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di dunia.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Terletak di tenggara Ukraina dekat kota Enerhodar, PLTN Zaporizhzhia menyumbang 20 persen listrik Ukraina.
Dengan enam reaktor yang masing-masing memiliki kapasitas bersih 950 megawatt, pembangkit itu dapat memasok energi ke hampir 4 juta rumah tangga dengan total produksi listrik 5700 megawatt.
Setelah bentrokan semalaman dengan pasukan Ukraina, pabrik itu sekarang berada di bawah kendali pasukan Rusia. (T/RE1/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia