sedekah.jpg">sedekah.jpg" alt="sedekah" width="254" height="198" />oleh: Nidiya Fitriyah
Tanggal 27 April ditetapkan sebagai Hari Sedekah Nasional. Momen ini diharapkan dapat membuat rakyat Indonesia, khususnya Muslim menjadi ajang berbagi, membantu dan tolong menolong dalam kehidupan bermasyarakat.
Islam mengajarkan tatacara hidup baik di dunia maupun akhirat. Islam mengatur semua yang berkaitan dengan kehidupan, seperti harta, tatacara bermasyarakat, menolong sesama dengan tujuan mensejahterakan dan menyelamatkan umat manusia. Maka dari itulah Islam digelari sebagai agama yang sempurna.
Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam
Islam sangat menganjurkan manusia saling tolong menolong, dan memberi sedekah untuk orang-orang yang berhak menerimanya. Karena ada sebagian hak orang lain yang Allah titipkan melalui kita. Seperti dalam firman Allah Ta’ala:
وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ
Artinya: “ Dan pada harta mereka ada hak untuk orang lain yang meminta- meminta dan orang miskin yang tidak memintaminta. (Q.S. Az-Zariyat: 19)
Sungguh bersedekah adalah perbuatan yang mulia, hidup kita akan terasa bergairah, menjalin tali persaudaraan dengan sesama, dan menggali makna kebaikan. Dengan bersedekah, tidak akan terjadi kesenjangan sosial dalam jiwa Muslim seperti ada jurang pemisah antara orang berada dengan tak punya. Islam tidak pernah membedakan yang kaya dan miskin, melainkan yang paling mulia di sisi Allah hanya yang paling bertaqwa. Shadaqah bisa dilaksanakan oleh semua kalangan, bukan hanya orang yang kaya raya yang banyak hartanya.
Baca Juga: Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina
Macam-Macam Sedekah
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam menjelaskan tentang cakupan sedekah yang begitu luas, sebagai jawaban atas kegundahan hati para sahabatnya yang tidak mampu secara maksimal bershadaqah dengan hartanya, karena mereka bukanlah orang yang termasuk banyak hartanya. Lalu Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. menjelaskan bahwa sedekah mencakup:
Sedekah dengan Harta
Salah satu nikmat besar pemberian-Nya yang wajib kita syukuri adalah dibukanya kran-kran rizki untuk kita. Ada yang mengucur deras dan ada pula yang kecil. Ada yang mengambil jatah rezkinya harian, pekanan, bulanan dan bahkan ada yang musiman. Walaupun kadar rezki kita berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Tapi Allah swt memberi kita kebutuhan sesuai dengan kadar rizkinya masing-masing.
Baca Juga: Peran Pemuda dalam Membebaskan Masjid Al-Aqsa: Kontribusi dan Aksi Nyata
Apa yang menjadi jatah rizki kita, pasti akan sampai kepada kita dengan cara dan jalan yang dikehendaki-Nya. Dan apa yang bukan menjadi jatah rezki kita, tak akan menyapa kita walapun kita mengejarnya dengan perasan keringat. Dan apa yang bukan jatah rezki kita, akan berpindah ke tangan orang lain walaupun telah berada di genggaman kita.
Prestasi dan kecerdasan kita, bukan jaminan keluasan rezki kita. Sebaliknya orang yang selalu tertinggal prestasinya di sekolah dulu, bisa jadi di lapangan rezki, ia lebih mudah dan luas dari yang lainnya.
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir menumbuhkan seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (Al Baqarah: 261).
Tasbih, Tahlil dan Tahmid
Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga
Rasulullah saw. menggambarkan pada awal penjelasannya tentang shadaqah bahwa setiap tasbih, tahlil dan tahmid adalah sedekah. Oleh karenanya mereka ‘diminta’ untuk memperbanyak tasbih, tahlil dan tahmid, atau bahkan dzikir-dzikir lainnya.
Karena semua dzikir tersebut akan bernilai ibadah di sisi Allah swt. Dalam riwayat lain digambarkan:
Dari Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah saw. berkata, “Bahwasanya diciptakan dari setiap anak cucu Adam tiga ratus enam puluh persendian. Maka barang siapa yang bertakbir, bertahmid, bertasbih, beristighfar, menyingkirkan batu, duri atau tulang dari jalan, amar ma’ruf nahi mungkar, maka akan dihitung sejumlah tiga ratus enam puluh persendian. Dan ia sedang berjalan pada hari itu, sedangkan ia dibebaskan dirinya dari api neraka.” (HR. Muslim)
Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia
Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Setelah disebutkan bahwa dzikir merupakan shadaqah, Rasulullah saw. menjelaskan bahwa amar ma’ruf nahi mungkar juga merupakan shadaqah. Karena untuk merealisasikan amar ma’ruf nahi mungkar, seseorang perlu mengeluarkan tenaga, pikiran, waktu, dan perasaannya. Dan semua hal tersebut terhitung sebagai shadaqah. Bahkan jika dicermati secara mendalam, umat ini mendapat julukan ‘khairu ummah’, karena memiliki misi amar ma’ruf nahi mungkar. Dalam sebuah ayat-Nya Allah swt. berfirman:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” [QS. Ali Imran (3): 110]
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah
Bekerja dan Memberi nafkah pada Sanak Keluarganya
Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadits: Dari Al-Miqdan bin Ma’dikarib Al-Zubaidi ra, dari Rasulullah saw. berkata, “Tidaklah ada satu pekerjaan yang paling mulia yang dilakukan oleh seseorang daripada pekerjaan yang dilakukan dari tangannya sendiri. Dan tidaklah seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan pembantunya melainkan akan menjadi shadaqah.” (HR. Ibnu Majah)
Membantu Urusan Orang Lain
Baca Juga: Baca Doa Ini Saat Terjadi Hujan Lebat dan Petir
Dari Abdillah bin Qais bin Salim Al-Madani, dari Nabi Muhammad saw. bahwa beliau bersabda, “Setiap muslim harus bershadaqah.” Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana pendapatmu, wahai Rasulullah, jika ia tidak mendapatkan (harta yang dapat disedekahkan)?” Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. bersabda, “Bekerja dengan tangannya sendiri kemudian ia memanfaatkannya untuk dirinya dan bersedekah.” Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah saw.?” Beliau bersabda, “Menolong orang yang membutuhkan lagi teranaiaya.” Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah saw.?” Beliau menjawab, “Mengajak pada yang ma’ruf atau kebaikan.” Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam?” Beliau menjawab, “Menahan diri dari perbuatan buruk, itu merupakan sedekah.” (HR. Muslim)
Melerai Dua Orang yang Berselisih
Dalam sebuah hadits digambarkan oleh Rasulullah saw.: Dari Abu Hurairah r.a. berkata, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Setiap ruas-ruas persendian setiap insan adalah shadaqah. Setiap hari di mana matahari terbit adalah sedekah, mendamaikan di antara manusia (yang berselisih adalah sedekah).” (HR. Bukhari)
Menjenguk Orang Sakit
Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah
Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda: Dari Abu Ubaidah bin Jarrah ra berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang menginfakkan kelebihan hartanya di jalan Allah swt., maka Allah akan melipatgandakannya dengan tujuh ratus (kali lipat). Dan barangsiapa yang berinfak untuk dirinya dan keluarganya, atau menjenguk orang sakit, atau menyingkirkan duri, maka mendapatkan kebaikan dan kebaikan dengan sepuluh kali lipatnya. Puasa itu tameng selama ia tidak merusaknya. Dan barangsiapa yang Allah uji dengan satu ujian pada fisiknya, maka itu akan menjadi penggugur (dosa-dosanya).” (HR. Ahmad)
Berwajah Manis atau Memberikan Senyuman
Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda: Dari Abu Dzar r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kalian menganggap remeh satu kebaikan pun. Jika ia tidak mendapatkannya, maka hendaklah ia ketika menemui saudaranya, ia menemuinya dengan wajah ramah, dan jika engkau membeli daging, atau memasak dengan periuk/kuali, maka perbanyaklah kuahnya dan berikanlah pada tetanggamu dari padanya.” (HR. Turmudzi)
Berlomba-lomba dalam Amalan Harian
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah
Dalam sebuah riwayat digambarkan: Dari Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. bersabda, “Siapakah di antara kalian yang pagi ini berpuasa?” Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.” beliau bersabda, “Siapakah hari ini yang mengantarkan jenazah orang yang meninggal?” Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.” Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. bertanya, “Siapakah di antara kalian yang hari ini memberikan makan pada orang miskin?” Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.” Rasulullah saw. bertanya kembali, “Siapakah di antara kalian yang hari ini telah menengok orang sakit?” Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.” Kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah semua amal di atas terkumpul dalam diri seseorang melainkan ia akan masuk surga.” (HR. Bukhari)
Besedekah tidaklah harus menjadi orang kaya telebih dahulu, banyak macam-macam shadaqah yang dapat kita lakukan walau bukan seseorang yang banyak hartanya. Jadi mari belajar untuk bersedekah walau hanya dengan sebuah senyuman. Ulurkan tanganmu di jalan-Nya, sedikit atau banyak tak jadi masalah. Niatkan lah hanya karena Allah semata. (Nidiya/P04/EO2)
*penulis adalah wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Data dimbil dari berbagai sumber
Baca Juga: Hijrah Hati dan Diri: Panduan Syariah untuk Transformasi Spiritual dan Pribadi
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)