Yerusalem, MINA – Wissam Zaghbar, anggota Sekretariat Jenderal Serikat Jurnalis Palestina mengatakan kunjungan utusan Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, ke wilayah Rafah di Jalur Gaza hanya mempetontonkan teater penuh darah dari Amerika.
Menurut Zaghbar, Witkoff tidak datang ke Gaza untuk memberikan bantuan atau mendengarkan jeritan orang-orang yang kelaparan, melainkan untuk “menyangkal kejahatan dan membersihkan citra organisasi tersebut, yang merupakan sayap keamanan lapangan pendudukan Israel dalam kemitraan terbuka dengan Amerika Serikat.”
“Kunjungan tersebut merupakan bagian dari kampanye propaganda untuk memutarbalikkan fakta di lapangan dan meragukan laporan PBB tentang kelaparan di Gaza,” ujarnya. Quds Press melaporkan, Senin (4/8).
Ia menambahkan, apa yang terjadi adalah upaya untuk mengelola blokade secara politik dan keamanan dengan memiliterisasi pangan dan mengubah bantuan menjadi alat pemerasan kolektif terhadap warga Palestina.
Baca Juga: Netanyahu Ingin Duduki Gaza Spenuhnya
Wittkoff telah memeriksa lokasi distribusi bantuan di Rafah sebagai bagian dari apa yang ia sebut sebagai “kunjungan kemanusiaan.” Namun, kelompok-kelompok hak asasi manusia Palestina menganggapnya sebagai kedok untuk memoles citra Yayasan Kemanusiaan Gaza, yang dituduh berkoordinasi langsung dengan tentara pendudukan Israel.
Zagbar menuduh organisasi yang disebutkan di atas “tidak beroperasi sesuai standar kemanusiaan apa pun, melainkan mengubah lokasi distribusi bantuan menjadi perangkap maut bagi warga sipil.”
Ia mengutip kesaksian dari mantan kontraktor organisasi tersebut, Anthony Aguilar, warga Amerika, yang mengatakan: “Kami tidak menerima instruksi apa pun untuk melindungi warga sipil. Lokasi distribusi bantuan dirancang untuk menjadi perangkap maut.”
Dalam konteks terkait, Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini menegaskan bahwa kelaparan sistematis di Jalur Gaza adalah kebijakan yang disengaja, bukan akibat kegagalan atau kelemahan kapasitas internasional.
Baca Juga: Dua Pemuda Palestina Syahid dan Jenazahnya Ditahan Pasukan Israel
Lazzarini mengatakan dalam pernyataan sebelumnya, “Kelaparan di Gaza bukanlah akibat kegagalan, melainkan akibat upaya sengaja Israel untuk mengganti sistem PBB dengan apa yang disebut Yayasan Kemanusiaan Gaza, yang bermotif politik.”
Ia menambahkan bahwa ini adalah bagian dari langkah-langkah yang bertujuan “menghukum warga Palestina hanya karena mereka tinggal di Gaza.” []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hacker Bongkar Penggunaan Bahan Baku Busuk oleh Raksasa Makanan Israel