Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serikat Jurnalis: Utusan Khusus AS ke Gaza Hanya Pertontonkan Teater Penuh Darah

Ali Farkhan Tsani Editor : Widi Kusnadi - Selasa, 5 Agustus 2025 - 07:53 WIB

Selasa, 5 Agustus 2025 - 07:53 WIB

12 Views

Steve Witkoff, utusan Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah. (Quds Press)

Yerusalem, MINA – Wissam Zaghbar, anggota Sekretariat Jenderal Serikat Jurnalis Palestina mengatakan kunjungan utusan Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, ke wilayah Rafah di Jalur Gaza hanya mempetontonkan teater penuh darah dari Amerika.

Menurut Zaghbar, Witkoff tidak datang ke Gaza untuk memberikan bantuan atau mendengarkan jeritan orang-orang yang kelaparan, melainkan untuk “menyangkal kejahatan dan membersihkan citra organisasi tersebut, yang merupakan sayap keamanan lapangan pendudukan Israel dalam kemitraan terbuka dengan Amerika Serikat.”

“Kunjungan tersebut merupakan bagian dari kampanye propaganda untuk memutarbalikkan fakta di lapangan dan meragukan laporan PBB tentang kelaparan di Gaza,” ujarnya. Quds Press melaporkan, Senin (4/8).

Ia menambahkan, apa yang terjadi adalah upaya untuk mengelola blokade secara politik dan keamanan dengan memiliterisasi pangan dan mengubah bantuan menjadi alat pemerasan kolektif terhadap warga Palestina.

Baca Juga: Lebih 331 Relawan Global Sumud Flotilla Masih Dipenjara Israel, Lembaga Adalah Desak Pembebasan Segera

Wittkoff telah memeriksa lokasi distribusi bantuan di Rafah sebagai bagian dari apa yang ia sebut sebagai “kunjungan kemanusiaan.” Namun, kelompok-kelompok hak asasi manusia Palestina menganggapnya sebagai kedok untuk memoles citra Yayasan Kemanusiaan Gaza, yang dituduh berkoordinasi langsung dengan tentara pendudukan Israel.

Zagbar menuduh organisasi yang disebutkan di atas “tidak beroperasi sesuai standar kemanusiaan apa pun, melainkan mengubah lokasi distribusi bantuan menjadi perangkap maut bagi warga sipil.”

Ia mengutip kesaksian dari mantan kontraktor organisasi tersebut, Anthony Aguilar, warga Amerika, yang mengatakan: “Kami tidak menerima instruksi apa pun untuk melindungi warga sipil. Lokasi distribusi bantuan dirancang untuk menjadi perangkap maut.”

Dalam konteks terkait, Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini menegaskan bahwa kelaparan sistematis di Jalur Gaza adalah kebijakan yang disengaja, bukan akibat kegagalan atau kelemahan kapasitas internasional.

Baca Juga: Aktivis Global Sumud Flotilla Umumkan Mogok Makan di Penjara Israel

Lazzarini mengatakan dalam pernyataan sebelumnya, “Kelaparan di Gaza bukanlah akibat kegagalan, melainkan akibat upaya sengaja Israel untuk mengganti sistem PBB dengan apa yang disebut Yayasan Kemanusiaan Gaza, yang bermotif politik.”

Ia menambahkan bahwa ini adalah bagian dari langkah-langkah yang bertujuan “menghukum warga Palestina hanya karena mereka tinggal di Gaza.” []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Hamas Setujui Sebagian Rencana Trump dengan Catatan Perlu Negosiasi

Rekomendasi untuk Anda

Pengiriman bantuan kemanusiaan lewat udara atau airdrop ke Gaza (foto: Anadolu Agency)
Palestina
Internasional
Internasional
Palestina
Internasional