Dubai, MINA – Perdana Menteri Yaman Dr. Maeen Abdulmalik Saeed pada KTT Pemerintah Dunia di Dubai mengatakan, memasuki tahun ke-10 perang saudara, kini kondisi negaranya memasuki “tahap kritis.”
Yaman telah melalui masa-masa sulit, diperburuk oleh pandemi global, ujar PM Saeed. Jerusalem Post melaporkan, Rabu (15/2/2023).
Menurutnya, Yaman masih dapat bertahan berkat dukungan dari beberapa negara Teluk tetangganya.
“Secara geografis, Yaman adalah bagian dari wilayah tersebut, dan kami memiliki hak untuk menantikan masa depan yang lebih baik. Kita harus mengatasi dampak perang dan kita bisa melakukannya dengan dukungan negara-negara Teluk,” kata Saeed, PM Yaman, pemerintah negara yang diakui secara internasional.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
“Perekonomian negara juga hampir runtuh “, lanjut Saeed.
“Anggaran sangat menyusut. Defisit mencapai 80%, dan bank sentral dalam kesulitan,” lanjutnya.
Situasinya berbeda sekarang dan defisit menyusut menjadi 54%, kemudian 35% dan terakhir menjadi 15% pada September 2022.
Dia mengatakan, waktu untuk bekerja untuk perdamaian adalah sekarang.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
Perang saudara di Yaman yang dimulai pada tahun 2014, telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di era modern.
Pada tahun 2021, mata uang Yaman terdepresiasi, yang mengurangi daya beli dan melemahnya daya beli rakyat terhadap banyak kebutuhan pokok.
Gencatan senjata yang ditengahi PBB antara pihak yang bertikai dalam konflik Yaman berakhir pada Oktober 2022 setelah enam bulan.
KTT Pemerintah Dunia (World Government Summit) adalah acara tahunan yang diadakan di Dubai, Uni Emirat Arab, yang mempertemukan para pemimpin dan pakar dari berbagai bidang. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)