Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sheikh Mahmoud Anbar: Empat Alasan Operasi Badai Al-Aqsa oleh Pejuang Palestina

sajadi Editor : Zaenal Muttaqin - 19 detik yang lalu

19 detik yang lalu

0 Views

Bogor, MINA – Ulama Palestina, Syeikh Prof. Dr. Mahmoud Hashim Anbar, memaparkan empat alasan utama yang mendorong para pejuang Palestina melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa atau Taufan Al-Aqsa melawan Zionis Israel pada 27 Oktober 2023 lalu.

“Pertama, kami ingin mempertahankan dan menjaga Masjid Al-Aqsa,” ujar Prof. Anbar dalam kajian keluarga di Pondok Pesantren Al Fatah, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Selasa (19/11).

Guru Besar Tafsir Al-Qur’an dari Universitas Islam Gaza tersebut menegaskan, tindakan Zionis Israel terhadap Masjid Al-Aqsa semakin hari semakin melecehkan kesuciannya.

“Pasukan mereka memasuki masjid tanpa melepas sepatu dan bahkan melecehkan jamaah, termasuk wanita,” katanya. Selain itu, tentara Zionis juga sering kali menghalangi umat Muslim Palestina untuk beribadah di sana. Prof. Anbar sendiri mengaku telah bertahun-tahun dilarang masuk ke Masjid Al-Aqsa oleh otoritas Israel.

Baca Juga: Paripurna DPR Sahkan RUU Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi DKJ

Alasan kedua, kata Prof. Anbar, adalah untuk membebaskan ribuan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

“Lebih dari 15.000 warga Palestina menderita dalam penjara dengan perlakuan yang tidak manusiawi. Bahkan, ada yang sudah dipenjara selama 40 tahun tanpa dibebaskan,” jelasnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa hampir semua warga Palestina pernah mengalami penahanan oleh Israel, termasuk dirinya. “Saya sendiri sudah dua kali dipenjara oleh Israel,” tambahnya.

Prof. Anbar menjelaskan bahwa alasan ketiga adalah untuk membuka blokade Gaza yang telah diberlakukan oleh Israel sejak tahun 2006.

Baca Juga: Menag RI Buka BAZNAS International Forum untuk Palestina

“Blokade darat, laut, dan udara telah membuat warga Gaza yang hanya memiliki wilayah seluas 300 kilometer persegi hidup dalam penderitaan. Gaza dijadikan seperti penjara terbuka,” katanya.

Menurutnya, akses ke Gaza sangat terbatas. “Kami hanya memiliki satu pintu, dan jika pintu itu ditutup, kebutuhan pokok kami tidak bisa masuk,” ujar Prof. Anbar.

Alasan keempat adalah karena Israel menganggap warga Palestina, khususnya di Jalur Gaza, bukan manusia.

“Para pemimpin Zionis Israel telah menyampaikan hal ini secara terbuka. Oleh karena itu, kami merasa perlu melawan,” ungkap Prof. Anbar.

Baca Juga: Masjid Pantai Bali Gelar Lomba Omplok Layar Tunjukkan Solidaritas Palestina

Ia menegaskan, operasi ini adalah bentuk perlawanan untuk mendapatkan kembali hak-hak rakyat Palestina yang selama ini diinjak-injak oleh Zionis Israel. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Market Day Festival Baitul Maqdis Meriahkan BSP 2024 di Samarinda

Rekomendasi untuk Anda