Brussels, MINA – Puluhan anggota Parlemen Eropa (MEP) telah menominasikan jurnalis Palestina yang terbunuh, Shireen Abu Akleh untuk Penghargaan Sakharov untuk Kebebasan Berpikir, penghargaan tertinggi Uni Eropa untuk pembela hak asasi manusia.
Kelompok 43 anggota parlemen Uni Eropa mengatakan pada Jumat (16/9), “Shireen Abu Akleh adalah salah satu wartawan paling terkemuka di dunia berbahasa Arab … Seorang yang sangat percaya pada kebebasan berekspresi, dia memilih jurnalisme untuk dekat dengan orang-orang.”
Jika reporter veteran itu diberikan hadiah secara anumerta, itu akan menjadi yang pertama kalinya diberikan kepada seorang warga Palestina, The New Arab melaporkan.
Pemenang sebelumnya termasuk Alexei Navalny, Nelson Mandela dan Malala Yousafzai.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Adik Abu Akleh, Lina, turun ke Twitter untuk berterima kasih kepada anggota parlemen.
“Terima kasih Grace O’Sullivan dan semua anggota parlemen yang bergabung dalam upaya mereka dalam menominasikan Shireen Abu Akleh untuk nominasi penghargaan kehormatan ini,” tweet Lina Abu Akleh.
Shireen Abu Akleh ditembak di kepala pada 11 Mei oleh pasukan Israel, saat meliput serangan di Tepi Barat yang diduduki, saat dia mengenakan helm dan rompi antipeluru bertanda “Press”.
Pada saat itu, Uni Eropa mengutuk pembunuhan jurnalis Palestina-Amerika dan menuntut penyelidikan independen atas kematiannya.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Setelah berbulan-bulan menyangkal, Israel juga akhirnya mengakui salah satu tentaranya kemungkinan membunuh jurnalis Al Jazeera tersebut dan mengklaim bahwa itu salah. Saksi mata telah mengklaim bahwa Abu Akleh menjadi sasaran dalam pembunuhan itu.
Beberapa penyelidikan internasional independen menyimpulkan bahwa Abu Akleh ditembak oleh seorang tentara Israel.
Karier Abu Akleh berlangsung selama 25 tahun di jaringan pan-Arab Al Jazeera dan dia dihormati oleh orang-orang Palestina sebagai pahlawan karena jurnalismenya.
Pembunuhannya semakin memperkeruh hubungan yang sudah tegang antara militer Israel dan wartawan yang meliput kenyataan pahit pendudukan terbuka Israel selama 55 tahun atas tanah Palestina. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian
Mi’raj News Agency (MINA)