Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sky News: Israel Tolak Akses Jurnalis Internasional ke Gaza untuk Batasi Pengawasan

Rudi Hendrik Editor : Rana Setiawan - 24 detik yang lalu

24 detik yang lalu

0 Views

Para jurnalis Palestina berduka atas syahidnya rekan seprofesi mereka oleh serangan Israeal di Jalur Gaza. (Foto dok. QNN)

London, MINA – Pencegahan berkelanjutan penjajah Zionis Israel terhadap jurnalis internasional untuk memasuki Gaza tampaknya bukan karena kekhawatiran akan keselamatan mereka, melainkan karena keinginan untuk menghindari “pengawasan dan akuntabilitas,” tulis seorang Editor Eksekutif di Sky News.

Larangan Israel yang memblokade Jalur Gaza membuat daerah kantong itu tidak dapat diakses oleh media asing selama lebih dari 20 bulan, di tengah pengeboman yang intens, Quds News Network (QNN) melaporkannya, Ahad (22/6).

Jonathan Levy, Editor Eksekutif dan Direktur Pelaksana Sky News UK, menulis dalam sebuah analisis bahwa Israel telah berulang kali menyangkal bahwa militernya menargetkan wanita dan anak-anak, dan bereaksi dengan marah terhadap dugaan bahwa mereka bertanggung jawab atas pembersihan etnis atau genosida di Gaza.

Namun, ia menambahkan, “Keyakinan Israel terhadap integritas perilaku masa perangnya tidak diimbangi oleh kesediaan untuk mengizinkan jurnalis internasional masuk ke Gaza untuk menyaksikan sendiri apa yang terjadi di sana.”

Baca Juga: Pascaserangan AS, Iran Luncurkan Serangan Balasan ke Israel, Tel Aviv dan Haifa Jadi Target

Selama perang terpanjangnya, tidak ada wartawan yang diizinkan masuk ke Gaza kecuali pada “kegiatan ‘terorganisir dan terkendali’ selama beberapa jam bersama tentara Israel,” tulisnya.

Pejabat Israel mengeklaim bahwa keselamatan wartawan tidak dapat dipastikan.

Namun, wartawan dari Sky News dan organisasi berita lainnya telah beroperasi di Gaza dalam perang-perang sebelumnya. Levy mencatat, seraya menambahkan “risikonya nyata, pasti. Namun, itu adalah risiko yang kami terima. Itulah yang kami lakukan.”

Levy menambahkan, “Penolakan akses yang terus-menerus ke Gaza terasa jauh lebih sedikit tentang keselamatan wartawan dan lebih tentang mencegah pengawasan dan akuntabilitas yang tepat atas situasi putus asa di sana.”

Baca Juga: Lagu ‘Boom Boom Tel Aviv’ Viral, Simbol Kehancuran Israel

Penulis itu menyoroti jurnalis Palestina yang melaporkan dari Gaza, dengan menyatakan bahwa mereka “telah membayar harga yang mahal untuk pekerjaan mereka.”

Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, sedikitnya 227 jurnalis Palestina telah syahid dalam serangan Israel sejak dimulainya serangan yang sedang berlangsung pada Oktober 2023.

Kepala Serikat Jurnalis Palestina mengatakan Jalur Gaza “menyaksikan pembantaian jurnalis terbesar dalam sejarah.” []

 

Baca Juga: Demo Solidaritas Palestina Kembali Berlangsung di Eropa

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda