Bertahun-tahun yang lalu, perjalanan untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci Makkah memerlukan waktu cukup lama dan sulit, di mana jamaah haji tidak dapat berkomunikasi dengan orang yang mereka cintai di tanah air.
Namun perkembangan teknologi komunikasi telah memungkinkan jamaah haji bukan hanya berhubungan dengan keluarga mereka, tetapi juga dengan seluruh penjuru dunia.
Mereka sekarang dapat memfilmkan dan memotret pengalaman mereka dan diri mereka sendiri di telepon seluler, kemudian menyebarkan melalui media sosial rekaman dan foto yang sekarang ini dipenuhi dengan jamaah haji, terutama di tempat-tempat suci.
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
Di era smartphone, media sosial (medsos) dan live video streaming, sekarang juga menjadi pengalaman untuk dibagikan secara real time.
Di seberang kota suci sana, jamaah haji dari seluruh dunia dapat dilihat dengan tangan mereka yang diperpanjang menggunakan tongsis, untuk memamerkan keberadaan lingkungan mereka kepada teman dan keluarganya di rumah.
Adanya fenomena semacam ini, rupanya tidak dapat diterima oleh sebagian orang, beberapa orang menganggap hal itu menyimpang dari tujuan utama ibadah haji, yaitu untuk berkomunikasi lebih dekat dengan Tuhan.
“Ini telah membuat marah sejumlah ulama dan konservatif, mengklaim bahwa hal itu dapat mengganggu kekhusyukan jamaah yang semestinya dsibuk dengan kegiatan ibadah di tempat-tempat suci Tuhan,” kata jemaah haji Muhammad Fadlallah, seperti dikutip dari Arab News, Sabtu (2/9).
Baca Juga: Daftar Hitam Pelanggaran HAM Zionis Israel di Palestina
Namun jamaah dari Mesir, Maryam El-Sayed mengatakan, itu merupakan kesempatan untuk berbagi perasaan haji dan untuk memotivasi teman dan keluarga.
“Ada perbedaan antara mereka yang berfoto untuk merayakan haji dan membaginya dengan teman, dengan mereka yang menghabiskan banyak waktu di media sosial mengobrol dengan teman,” katanya.
Jamaah haji dari Mesir lainnya, Mohammed Nassar mengatakan bahwa Snapchat adalah aplikasi favoritnya untuk berkomunikasi dengan keluarga.
“Saya berbagi gambar tempat suci dengan saudara, yang meminta foto lebih lanjut. Semua negara Islam tertarik pada ibadah haji dan tempat suci,” katanya.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Bahkan seorang jemaah haji Abdullah Al-Khorayf mengatakan, aplikasi semacam itu telah memberi kontribusi signifikan untuk menyampaikan citra positif Islam dan Muslim, terutama pada bulan suci Ramadhan dan musim haji.
“Jamaah haji dapat berbagi foto dan klip video dari ritual sholat, puasa dan Tawaf di sekitar Ka’bah,” katanya.
“Gambar-gambar ini menyampaikan kepada non-Muslim tentang citra Muslim yang berbeda. Mereka mengungkapkan interkoneksi dan kesatuan orang beriman,” jelasnya pula.
Agen perjalanan yang bertugas mengatur perjalanan ke haji pun sekarang menawarkan paket yang mencakup pelayanan internet bergerak sehingga mereka dapat menghindari biaya roaming, menurut AFP.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran
Bagi umat beriman, ini adalah perjalanan spiritual yang sangat dalam, yang selama berabad-abad setiap Muslim yang taat telah diminta untuk menunaikan setidaknya sekali seumur hidup mereka. (A/T/B05/ P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam