Jakarta, 18 Sya’ban 1438/15 Mei 2017 (MINA) – Sejumlah warga dari beberapa daerah di Indonesia mengikuti aksi minum air garam sebagai bentuk solidaritas untuk para tahanan Palestina yang dalam empat minggu ini melakukan aksi mogok makan guna menuntut hak-hak mereka terhadap Israel.
Sekitar 10 warga yang datang berbagai daerah seperti Kupang, Lampung, Tasikmalaya, Bekasi, Jakarta, Majalengka, berpartisipasi dalam aksi yang disponsori lembaga kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG) bekerja sama dengan kedutaan besar Palestina di Jakarta, Senin (15/5).
Fattah Quddus Al-Ghazi, anak laki-laki berusia 9 tahun dari Lampung ikut dalam aksi tersebut. Kepada MINA, dia mengatakan ditawari ayahnya mencoba meminum air garam untuk saudara-saudara di Palestina, dan dia pun mengiyakan tawaran itu.
Bukan hanya Ghazi, Encep Zarkasih (70) asal Bandung rela berangkat dari kotanya sejak semalam untuk mengikuti aksi ini. Selama aksi dia tidak henti-hentinya berzikir dan berdoa untuk para tahanan yang melakukan mogok makan.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Tidak hanya itu, Muammar diplomat senior di kedutaan besar Palestina juga ikut bergabung meminum air garam.
Aksi solidaritas ini tidak hanya dilakukan warga Indonesia, para aktivis dari seluruh dunia ikut melakukan tantangan minum air garam yang diberi tagar #saltwaterchallenge.
AWG yang merupakan anak lembaga dari wadah persatuan umat Jamaah Muslimin (Hizbullah) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Palestina menggelar aksi tersebut.
Kuasa Usaha ad Interim Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia, Taher Hamad dalam sambutannya mengungkapkan terima kasih kepada rakyat dan pemerintah Indonesia karena telah menjadikan isu Palestina sebagai isu teratas untuk diperhatikan.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
“Terima kasih kepada rakyat dan pemerintah Indonesia karena terus mendukung Palestina,” tambahnya.
Sementara ketua AWG Agus Sudarmadji mengatakan aksi ini tidak hanya menjadi bukti solidaritas untuk tahanan Palestina, tapi juga sekaligus memperingati Nakba, diusirnya 800 ribu warga Palestina oleh Israel tahun 1948 yang diperingati setiap tanggal 15 Mei.
Agus juga menegaskan, aksi solidaritas dengan meminum air garam digelar sebagai bukti bahwa umat Islam adalah satu kesatuan.
“Kita berkumpul seperti ini adalah bukti Muslim adalah satu. Seperti satu kesatuan. Dan bahwa umat tidak tidur,” tegasnya.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Para tahanan mogok makan Palestina kini sudah memasuki minggu keempat hanya minum air garam untuk menekan otoritas Israel atas penahanan sewenang-wenang terhadap mereka, tidak diizinkannya mereka ditemui keluarga, dan tidak diberi akses medis yang layak.
Berdasarkan hukum internasional, tahanan wajib diperlakukan secara layak dan diberi akses ke keluarga mereka. Tahanan juga tidak boleh diperlakukan dengan tidak manusiawi (Cruel, Inhuman, Degrading Treatment/CIDT).
Sementara itu, Pemimpin wadah persatuan umat Islam Yakhsyallah Mansur mengatakan membela para tahanan Palestina yang sedang memperjuangkan haknya adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan Muslim sebagaimana perintah Rasulullah shalallahu alaihi wasalam yang bersabda, Muslim manapun yang tidak peduli dengan sesamanya bukan bagian dari umat Rasulullah shalallahu alaihi wasalam. (L/RE1/B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon