Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudan Darurat Nasional, KBRI Imbau WNI di Khartoum Tenang dan Waspada

Rudi Hendrik - Sabtu, 23 Februari 2019 - 15:41 WIB

Sabtu, 23 Februari 2019 - 15:41 WIB

6 Views

Puluhan mahasiswa Indonesia di Sudan mengikuti tes seleksi untuk lolos menjadi Tenaga Musiman (Temus) Haji 1438/2917. (Foto: Sidik Mustaqim/MINA)

Khartoum, MINA – Setelah Presiden Sudan Omar Al-Bashir mengumumkan darurat nasional selama setahun, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Khartoum, mengimbau warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di ibu kota negara Afrika itu tetap tenang dan waspada.

KBRI Khartoum mengimbau kepada seluru WNI yang berada di Khartoum dan sekitarnya untuk tetap tenang dan terus meningkatkan kewaspadaan dan segera berkoordinasi dengan KBRI,” kata pernyataan KBRI Khartoum pada Jumat (22/2) malam, sesaat setelah pengumuman darurat oleh Presiden Bashir.

KBRI juga membuka hotline Kekonsuleran dan Perlindungan WNI/BHI (Bantuan Hukum Indonesia) untuk melayani laporan dari WNI jika terjadi hal-hal yang membahayakan atau mengancam keselamatan diri.

Sebelumnya, dalam pidato yang disiarkan televisi setempat pada Jumat, Presiden Bashir menyatakan keadaan darurat selama setahun, membubarkan kabinetnya dan pemerintah daerah di seluruh negeri.

Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia

Bashir juga meminta parlemen Sudan menunda amandemen konstitusi yang akan memungkinkannya mencalonkan diri untuk masa jabatan berikutnya dalam pemilihan presiden 2020.

Seiring terjadinya protes berkepanjangan yang telah mengguncang pemerintahannya dalam beberapa bulan terakhir, pria berusia 75 tahun itu mengatakan, “tuntutan rakyat kami untuk kondisi kehidupan yang lebih baik adalah sah.”

“Saya tidak akan berhenti meminta semua pihak untuk duduk di meja dialog,” kata Bashir, seraya menambahkan bahwa ia akan tetap berada di “sisi pemuda yang mewakili masa depan Sudan.”

Berbulan-bulan protes hampir setiap hari terjadi terhadap pemerintahannya, dengan ribuan orang turun ke jalan-jalan di seluruh negeri sejak 19 Desember untuk meminta dia mundur setelah hampir tiga dekade menjabat.

Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20

Aktivis mengatakan, hampir 60 orang telah terbunuh sejak protes dimulai, sementara pihak berwenang menyebutkan jumlah korban jiwa 31 orang. (L/RI-1/RS2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza   

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia