Jakarta, MINA – Duta Besar Republik Sudan untuk Indonesia DR. Elsiddieg Abdulaziz Abdalla mengatakan, Sudan ingin belajar dari Indonesia cara menciptakan persatuan dan kesatuan di antara banyak suku, penganut agama dan golongan yang berbeda-beda.
Ia mengatakan, Sudan ingin seperti Indonesia yang walaupun mempunyai banyak perbedaan, namun dapat hidup harmonis, tenang dan damai.
“Sudan memiliki ciri-ciri yang sama seperti Indonesia, terdiri berbagai suku bangsa, agama dan golongan yang berbeda-beda. Untuk itu kami ingin belajar pengalaman dari Indonesia,” kata Dubes Elsiddieg saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin (22/7).
Menurutnya, saat ini Sudan sedang menghadapi berbagi tantangan dalam membentuk pemerintahan dan dewan berdaulat pascadilengserkannya Presiden Omar Al-Bashir beberapa waktu yang lalu.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Ada beberapa tantangan yang dijelaskan oleh Dubes Elsiddieg seperti masalah ekonomi, yang sampai saat ini Sudan masih mendapatkan sanksi ekonomi dari Amerika Serikat. Sehingga menyebabkan banyaknya anak-anak muda yang lulus universitas belum mendapatkan pekerjaan.
Situasi politik dan keamanan yang tidak stabil di Sudan beberapa waktu lalu juga mengakibatkan perubahan politik di negara Afrika itu.
“Dalam waktu dekat nama-nama anggota dewan berdaulat yang terdiri atas lima unsur militer dan lima unsur sipil ditambah satu orang tokoh purnawirawan militer sebagai pemimpinnya, akan segera diumumkan,” kata Dubes Elsiddieg.
Untuk itulah, kesamaan persepsi dan pandangan dapat mewujudkan stabilitas dan ketenangan serta Sudan diperkirakan menjadi lebih tenang dan damai setelah pemerintahan berdaulat terbentuk dalam waktu dekat ini. (L/Sj/P2)
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Mi’raj News Agency (MINA)