Khartoum, MINA – Pemerintah Sudan mengeluarkan pernyataan resmi terkait pertemuan Presiden Dewan Transisi, Letnan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dengan Perdana Menteri Israel beberapa hari yang lalu di Uganda.
Menyikapi hal itu, Aliansi Kebebasan dan Perubahan (AFC) mengadakan pertemuan darurat untuk membahas implikasinya.
Abdel Fattah al-Burhan menyatakan, pertemuan itu atas inisiatif pribadi dan tidak berkonsultasi dengan siapapun. Ia bertanggung jawab sepenuhnya atas implikasinya dan meyakinkan hal itu akan bermanfaat bagi rakyat Sudan.
Abdel Fatah juga menyatakan, dirinya tidak membuat komitmen apapun dengan PM Israel.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Berikut adalah statemen resmi pemerintah melalui Menteri Kebudayaan dan Informasi Sudan, Faisal Muhammad Sholeh:
Kami atas nama Kabinet Pemerintah Sudan menyampaikan beberapa point:
1. Perdana Menteri Sudan, Dr. Abdalla Hamdok tidak mengetahui kunjungan Ketua Dewan Transisi Sudan ke Uganda dan pertemuannya dengan PM Israel . Tidak ada pemberitahuan atau konsultasi mengenai masalah itu.
2. Pemerintah Sudan menegaskan, kebijakan luar negeri berada dalam kewenangan eksekutif, merujuk pada dokumen kesepakatan yang ada.
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza
3. Pemerintahan konsisten kepada slogan kebebasan, perdamaian dan keadilan di seluruh dunia.
4. Hubungan dengan Israel adalah masalah di luar kewenangan Pemerintahan Transisi. Kerja sama dengan pihak luar negeri harus melalui legislatif yang Konstisional.
5. Fokus utama pemerintah saat ini adalah mengatasi permasalahan perdamaian, mengatasi krisis ekonomi, dan tantangan menuju transformasi demokrasi.
6. Pemerintah bekerja sama dengan Dewan Transisi mengingatkan bahwa pengorbanan yang dilakukan untuk mencapai tujuan nasional.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
(L/B02/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris