Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sukses Versi Dunia, Tapi Gagal di Akhirat: Masih Mau?

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 2 menit yang lalu

2 menit yang lalu

0 Views

Ilustrasi

BANYAK orang hari ini mengejar kesuksesan dunia dengan segala cara, bahkan sampai lupa arah pulang ke akhirat. Panggung dunia memang gemerlap, tapi bayangan kubur jauh lebih nyata. Kita bekerja keras siang malam untuk memenuhi target dunia, tapi lupa menyiapkan bekal kampung abadi. Apakah semua lelah ini akan bernilai jika tak pernah diiringi amal yang diterima?

Sukses versi dunia seringkali diukur dari harta, jabatan, dan pengaruh. Tapi Allah menilai bukan dari apa yang kita miliki, melainkan dari hati yang bertakwa dan amal yang ikhlas. Sebesar apa pun gedung yang kita bangun, tidak akan berarti jika rumah akhirat kita runtuh. Apa gunanya standing ovation di bumi, jika malaikat tidak mencatatnya sebagai pahala?

Kita bangga dengan pencapaian dunia, padahal belum tentu itu jadi tiket surga. Kita pamer pencapaian, tapi lupa bahwa di akhirat yang ditanya bukan prestasi, tapi shalat dan amal soleh. Dunia hanya persinggahan sebentar, sedang akhirat adalah tempat tinggal yang kekal. Jangan biarkan hidup kita megah di dunia tapi merana di neraka.

Banyak yang sukses secara finansial, tapi jiwanya miskin dari dzikir dan Al-Qur’an. Mereka punya segalanya, tapi hatinya terasa kosong, gelisah, bahkan rapuh. Ketenangan bukan dari angka di rekening, tapi dari hubungan yang kuat dengan Allah. Jangan tertipu oleh senyuman luar, sementara batin menangis karena jauh dari Sang Pencipta.

Baca Juga: Sibuk Cari Cuan, Tapi Tak Sempat Baca Al-Qur’an: Hidup Macet di Akhirat!

Saat dunia memberikan pujian, akhirat justru bisa mendatangkan pertanyaan. Untuk apa semua gelar dan aplaus jika saat dihisab, amalmu ringan dan lalai? Hidup ini bukan lomba populer, tapi ujian untuk jadi hamba yang lulus di mata Allah. Karena yang dinilai bukan CV dunia, tapi catatan amal di sisi malaikat.

Jangan bangga hanya karena namamu dikenal manusia, tapi tak dikenal oleh para malaikat di langit. Kesuksesan hakiki adalah saat Allah ridha, bukan saat manusia tepuk tangan. Banyak yang terlihat hebat di dunia, tapi ternyata hanya bangkai yang berjalan karena hatinya mati. Sukses sejati adalah ketika dunia tunduk padamu, karena kamu tunduk pada Allah.

Hidup dunia memang menggoda, penuh peluang, penuh keinginan. Tapi akhirat jauh lebih penting, karena di sanalah tempat pertanggungjawaban abadi. Gunakan kesuksesan dunia sebagai jalan untuk investasi akhirat. Jangan sampai semua kemewahan ini membuat kita lupa bersujud dan bersyukur.

Apakah kita rela mengorbankan surga hanya demi dunia yang sementara? Apakah kita tega melihat keluarga kita berbangga di dunia, tapi menangis karena kita tersesat di akhirat? Hati-hatilah, karena kesuksesan dunia yang tak dibingkai iman bisa menjadi bumerang. Kita hanya hidup sekali, pastikan suksesnya tidak hanya di sini, tapi juga di sana.

Baca Juga: GIIAS 2025 Tawarkan Inovasi Otomotif

Sukses dunia tanpa sukses akhirat adalah kerugian paling nyata. Maka mulai sekarang, jangan hanya kejar dunia—kejar juga ridha-Nya. Jadikan setiap langkah kita bernilai ibadah, bukan sekadar ambisi. Karena yang paling bahagia kelak adalah mereka yang berhasil dua kali: di dunia dan akhirat.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Kemnaker Pererat Kerja Sama Strategis dengan Prefektur Kumamoto Jepang

Rekomendasi untuk Anda