Aleppo, 8 Dzulqa’dah 1437/11 Agustus 2016 (MINA) – Dalam sebuah surat teruntuk Presiden Barack Obama, para dokter Suriah di Aleppo mencerca Amerika Serikat yang tidak memiliki usaha dalam menghadapi kekejaman berulang di kota hancur itu.
Dalam surat yang menyayat hati itu, 15 dari 35 dokter di lingkungan timur Aleppo yang dikuasai oleh oposisi, memperingatkan bahwa warga sipil akan putus asa jika pasukan pemerintah Suriah melakukan pengepungan kembali.
Sabtu pekan lalu, oposisi dan sekutu kelompok Islam berhasil memecahkan pengepungan.
Tapi dokter anak, ahli bedah, dan dokter lainnya yang menandatangani surat itu mengatakan, situasi tetap mengerikan.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Kecuali jalur kehidupan ke Aleppo dibuka permanen. Itu hanya soal waktu sampai kita kembali dikepung oleh pasukan rezim, kelaparan terus terjadi dan perlengkapan rumah sakit benar-benar kering,” kata surat itu, demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Para dokter menuding AS tidak ada usaha untuk mengakhiri pengepungan atau bahkan menggunakan pengaruhnya untuk mendorong para pihak melindungi warga sipil.
“Kita tidak perlu menangis atau simpati atau bahkan berdoa, kita perlu tindakan Anda. Buktikan bahwa Anda adalah teman rakyat Suriah,” kata surat itu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, tahun lalu, Suriah adalah tempat yang paling berbahaya bagi petugas kesehatan untuk beroperasi, dengan 135 serangan terhadap fasilitas dan pekerja kesehatan.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Diperkirakan 250.000 orang masih tinggal di bagian timur Aleppo yang dikuasai oposisi dan sekitar 1,2 juta di barat yang dikuasai pemerintah.
Pada akhir Juli, empat rumah sakit darurat dan bank darah di kota Aleppo terkena serangan udara dalam satu hari.
Banyak dari penandatangan surat itu bekerja di rumah sakit tersebut, yang mengalami kelangkaan obat-obatan.
Para dokter mengeluh bahwa selama lima tahun, mereka telah menjadi saksi di saat pasien yang tak terhitung jumlahnya, teman dan kolega menderita kekerasan dan tersiksa oleh kematian.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Satu serangan udara dua pekan lalu menyebabkan empat bayi yang baru lahir meninggal setelah kekuatan ledakan memutus pasokan oksigen ke inkubator mereka. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon