Giza, Mesir, 24 Shafar 1438/24 November 2016 (MINA) – Surat kabar Al-Shorouq, memberitakan bahwa Pemerintah Mesir dan organisasi Ikhwanul Muslimin (IM) sedang dalam dialog untuk mengakhiri tahun-tahun kerusuhan dan permusuhan kedua fihak di negara itu.
Seorang pemimpin IM yang tinggal di Arab Saudi yang namanya tidak diungkapkan, mengatakan bahwa kesepakatan itu akan melarang organisasi tersebut mengambil bagian dalam politik Mesir selama lima tahun dan memastikan akan menghentikan “kegiatan anti-pemerintah” dengan pembebasan para tahanan.
“Kesepakatan itu akan dilakukan di bawah naungan dan dengan jaminan dari Arab Saudi,” lapor surat kabar yang berkantor di Giza, Mesir itu dengan mengutip sumber.
Sumber menambahkan bahwa kesepakatan itu akan menguntungkan kedua belah pihak karena akan memperbaiki catatan hak asasi manusia Pemerintah Mesir, menciptakan stabilitas keamanan dan bisa membantu memperbaiki buruknya situasi ekonomi yang dihadapi negara itu.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Menurut sumber tersebut, Pemerintah Mesir telah menghubungi mantan anggota tim kepresidenan presiden terguling Muhammad Mursi untuk membahas inisiatif tersebut.
Langkah ini dinilai bahwa Pemerintah Mesir bisa melunakkan sikapnya.
Gerakan Ikhwanul Muslimin telah masuk dalam daftar hitam dan dikenai tindakan keras oleh pemerintah yang telah menewaskan ratusan pendukungnya dan membuat ribuan lainnya dipenjara atau dihukum mati.
Menurut cedekiawan politik The New Arab, Wael Kandil, yang dikutip MINA, ada kemungkinan langkah itu diambil Presiden Abdel Fattah El-Sisi untuk memperbaiki hubungan dengan Arab Saudi.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Perhatian utama Sisi ini adalah untuk mendapatkan kembali apa yang hilang dari Arab Saudi, terutama pengiriman bulanan bahan bakar Aramco,” kata Kandil.
Meskipun Arab Saudi pada April lalu memutuskan memberikan Mesir 700.000 ton minyak per bulan selama lima tahun, tapi Arab Saudi baru-baru ini menghentikan pasokan produk minyak sulingannya.
Tindakan Arab Saudi itu dilaksanakan di tengah meningkatnya ketegangan antara Pemerintah Riyadh dan Kairo terkait konflik regional, termasuk perang Suriah. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama