Damaskus, MINA – Pemerintah Suriah membantah melakukan serangan dengam senjata kimia terhadap daerah yang dikuasai oposisi dan mencela tuduhan dari Amerika Serikat (AS) dan Perancis.
“Suriah mengecam semua kebohongan dan tuduhan oleh Menteri Luar Negeri Amerika dan Perancis tentang penggunaan senjata kimia di Suriah,” kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Suriah pada Rabu (24/1) kepada kantor berita SANA.
Dua puluh satu orang dirawat karena masalah pernafasan setelah roket ditembakkan ke benteng oposisi di Ghouta Timur pada hari Senin. Menurut penduduk setempat dan sumber medis, senjata itu mengandung klorin.
Sebagai tanggapan dari serangan itu, pada sebuah pertemuan di Paris pada Selasa (23/1), 24 pemerintah negara dunia menyetujui “kemitraan melawan kekebalan hukum” baru tentang penggunaan senjata beracun.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Berbicara setelah pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan, Rusia sebagai sekutu Suriah harus bertanggung jawab atas “serangan kimiawi yang nyata”.
Sementara Perancis yang memimpin pertemuan tersebut, mengumumkan penjatuhan sanksi terhadap 25 orang dan perusahaan yang diduga terkait dengan senjata kimia di Suriah. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza