Nouakchott, 19 Syawwal 1437/24 Juli 2016 (MINA) – Pertemuan puncak Menteri Luar Negeri Arab di ibukota Mauritania, Nouakchott pada Senin (25/7) dijadwalkan akan didominasi pembicaraan tentang situasi di Suriah dan Libya.
Menghadapi pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Mauritania Isselkou Ould Ahmed Izid Bih mengatakan, KTT Arab di Nouakchott akan “mengantar pada fase baru kerjasama Arab bersama”. Demikian Middle East Monitor (MEMO) melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Mauritania menjadi tuan rumah KTT Arab selama dua hari untuk pertama kalinya sejak Nouakchott bergabung dengan KTT Arab lebih dari 40 tahun yang lalu.
Sumber dalam pertemuan tingkat menteri Arab mengatakan, peserta telah berbeda suara tentang kursi Suriah di KTT Arab.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Beberapa negara menyerukan untuk memungkinkan oposisi Suriah mengambil kursi, sementara negara-negara lain menentang langkah itu.
Pada 2011, para menteri luar negeri Arab memutuskan untuk membekukan keanggotaan Suriah di Liga Arab sebagai protes tindakan keras rezim Suriah. (T/P002/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina