Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Survei: Mayoritas Warga Indonesia Tidak Percaya PKI Bangkit

Rudi Hendrik - Jumat, 29 September 2017 - 12:36 WIB

Jumat, 29 September 2017 - 12:36 WIB

326 Views

Profesor Sosiolog dari Universitas Indonesia Prof. Thamrin Amal Tomagola saat sedang mengomentari shasil survei yang dilakukan SMRC mengenai opini publik tentang kebangkitan PKI di Jakarta, Jumat (29/9). Foto: Rina/MINA

pki.jpeg" alt="" width="1280" height="960" /> Profesor Sosiolog dari Universitas Indonesia Prof. Thamrin Amal Tomagola saat sedang mengomentari shasil survei yang dilakukan SMRC mengenai opini publik tentang kebangkitan PKI di Jakarta, Jumat (29/9). (Foto: Rina/MINA)

Jakarta, MINA –  Sebuah survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan mayoritas warga Indonesia tidak setuju dengan adanya isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) di tanah air yang hari ini sedang ramai diperbincangkan.

“Hampir semua warga tidak setuju bahwa sekarang sedang terjadi kebangkitan PKI di tanah air sebanyak 86,9 persen dan sisanya 12,6 persen setuju,” ujar Direktur Saiful Mujani Research Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas, saat membacakan hasil survei di hadapan media di Jakarta, Jumat (29/9).

Riset  melaporkan hanya lima persen warga dari populasi dewasa nasional yang percaya bahwa PKI mengancam negara.

Survei juga menyebut opini tentang kebangkitan PKI cenderung lebih banyak di kalangan muda, perkotaan, terpelajar, dan sejumlah daerah tertentu, seperti DKI sebesar 23 persen, diikuti Sumatera sebanyak 17%, Jawa Barat 14%, Jateng dan Yogyakarta 11%, Jawa Timur 10%, Indonesia tengah dan Kalimantan 10%, serta Indonesia Timur 2%.

Baca Juga: Meriahkan BSP, LDF Al-Kautsar Unimal Gelar Diskusi Global Leadership

“Harusnya yang lebih tahu bahwa sekarang sedang terjadi kebangkitan PKI lebih banyak di kalangan warga adalah yang lebih senior sebab mereka lebih dekat masanya dengan masa PKI hadir di pentas politik nasional di banding warga junior, tapi survei menyebutkan beda,” tambah Sirojudin.

Survei dilakukan pada periode 3-10 September 2017 terhadap warga Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun lebih atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Dengan menggunakan metode multistage random sampling terhadap 1.220 responden, survei mewawancarai secara tatap muka sebanyak 1.057 diantaranya, yakni sebesar 87%, dengan margin of error 3 % pada tingkat kepercayaan 95%.

Menilai hasil survei,  Profesor Sosiolog dari Universitas Indonesia Prof. Thamrin Amal Tomagola sependapat dengan hasil riset. Dia menyebut, saat ini tidak ada lahan subur bagi PKI untuk bangkit.

Baca Juga: Enam Relawan UAR Korwil NTT Lulus Pelatihan Water Rescue

“Bisa dilihat dari hasil survei, kebangkitan PKI tidak ada hubungannya dengan kesejahteraan. Bisa dilihat saat ini tidak ada tanah yang subur untuk PKI bangkit,” ujarnya.

Di samping itu, Mantan Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Salim Said yang juga saksi hidup saat PKI masih ada, sepaham dengan hasil riset tersebut. Menurutnya, isu PKI hanya dibuat oleh kelompok elit demi kepentingan politik tertentu.

Dia juga berpendapat, debat baru-baru ini mengenai PKI dalam sebuah televisi nasional yang juga dihadirinya, menunjukkan adanya isu yang dilebih-lebihkan olek keturunan anggota PKI, sehingga isu ini nampak sedang kembali bangkit.(L/RE1/R01)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Syubban Camp, Perkuat Jiwa Kepemimpinan untuk Pembebasan Baitul Maqdis

Rekomendasi untuk Anda

Sosok
Indonesia
Kolom
Kolom
Indonesia