New York, 20 Dzulhijjah 1437/22 September 2016 (MINA) – Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri Myanmar, Daw Aung San Suu Kyi, pada pidato di Majelis Umum PBB hari kedua Rabu (21/9), menyatakan komitmennya pada perdamaian dan rekonsiliasi nasional pemerintahan baru negaranya.
Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency) dari sumber UN News melaporkan, Suu Kyi berkomitmen untuk solusi berkelanjutan yang akan mengarah pada perdamaian, stabilitas dan pembangunan untuk semua masyarakat di negaranya.
“Untuk sebuah negara yang telah mengalami lebih dari enam dekade konflik bersenjata internal, tidak ada yang lebih penting daripada perdamaian dan rekonsiliasi nasional, maka untuk mencapai ini perlu adanya konferensi perdamaian nasional,” ujar Suu Kyi, sebagai wakil dari pemerintah sipil pertama Myanmar setelah lebih dari 50 tahun dalam pemerintahan militer.
Ia menambahkan, pemerintahannya telah mengambil pendekatan holistik pembangunan pusat dalam program jangka pendek dan jangka panjang yang bertujuan untuk mempromosikan pemahaman dan kepercayaan.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Pemerintahannya juga telah menunjuk mantan Sekjen PBB Kofi Annan untuk duduk sebagai komisi untuk mendorong upaya tersebut, lanjutnya.
Mengenai situasi di negara bagian Rakhine, di mana puluhan ribu Muslim Rohingya telah tinggal di kamp-kamp buruk, setelah konflik komunal dengan sekte Buddha, ia menyebutkan, Myanmar mempersilakan pengawasan dunia internasional.
Masalah lainnya, lanjutnya, adalah isu migrasi, yang menurutnya hanya bisa diselesaikan dengan mengatasi akar penyebabnya, yaitu yang paling penting adalah kurangnya perdamaian dan kurangnya pembangunan.
Menyinggung soal terorisme, Suu Kyi mengatakan, kurangnya jaminan sosial dan ekonomi merupakan faktor tumbuhnya terorisme.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
“Perlu juga mempertimbangkan kemungkinan kurangnya tujuan dan arah hidup, bisa menjadi hal yang mendorong banyak orang, terutama kaum muda ke dalam jerat ideologi yang muncul untuk menawarkan kepastian,” lanjutnya. (T/P4/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai