Al-Quds, MINA – Imam dan khatib Masjidil Aqsa Syaikh Ikrima Sabri menegaskan, membludaknya jamaah shalat subuh pada Jumat (24/1) di Masjidil Aqsa telah menakutkan dan membuat marah pendudukan Israel.
Syaikh Sabri mengatakan dalam wawancara pers Senin (27/1), bahwa jamaah subuh Jumat kemarin mengirim pesan yang jelas untuk pendudukan bahwa Muslim tidak akan meninggalkan Al-Aqsa dan tidak akan meninggalkannya sendirian.
“Umat Islam juga akan terus mempertahankannya dengan biaya berapa pun,” ujar Kepala Otoritas Islam Tertinggi di Yerusalem tersebut.
Dia menunjukkan bahwa ketakutan pendudukan dari jamaah besar ini memaksa untuk menyerbu kompleks Al-Aqsa, menyerang dan menekan jamaah dengan paksa, dan menembakkan peluru karet ke arah mereka.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
“Pasukan juga melakukan kampanye penangkapan di antara orang-orang Yerusalem,” ujarnya pada Quds Press.
Syaikh Sabri, juga kemudian dilarang memasuki Al-Aqsa selama empat bulan ke depan.
Ia menyebut perlunya terus umat Islam bergerak menghadapi pendudukan dan menghentikan rencananya, karena tahap selanjutnya akan sangat sensitif dan menguntungkan pendudukan untuk melaksanakan proyek-proyeknya jika minim perlawanan.
Ia juga memuji ikatan orang-orang Yerusalem, ketabahan mereka, dan pertahanan mereka atas Yerusalem.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun AS Bebaskan Saudara Laki-Laki Khaled Meshal
“Saya menekankan perlunya mengintensifkan perjalanan para peziarah ke Masjidil Aqsa. Kehadiran jamaah ke Al-Aqsa akan menjadi bagian dari upaya menggagalkan rencana pendudukan,” imbuhnya. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel