Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syaikh Shabri: Pembakaran Al-Aqsha Seolah-Olah Baru Kemarin

Ali Farkhan Tsani - Senin, 22 Agustus 2016 - 07:07 WIB

Senin, 22 Agustus 2016 - 07:07 WIB

384 Views

Al-Quds 19 Dzulqa’dah 1437/22 Agustus 2016 (MINA) – “Sudah 47 tahun berlalu pembakaran Masjid Al-Aqsha oleh ekstrimis asal Australia Denis Michael Rohan pada 21 Agustus 1969. Namun seolah-olah kejadain itu baru saja berlangsung kemarin.”

“Saya masih ingat, api itu seolah-olah baru terjadi kemarin,” Syaikh Ekrema Sabri, Kepala Dewan Islam Agung dan salah satu Imam Masjid Al-Aqsha, mengatakan kepada Anadolu Agency pada Ahad (21/8).

“Saat orang-orang di sekitar Al-Quds mendengar tentang kebakaran itu, mereka bergegas masuk ke kompleks, membawa air di dalam kaleng-kaleng untuk memadamkan api,” katanya.

Api telah menghancurkan hampir sepertiga dari bangunan Masjid Al-Aqsha, termasuk bangunan kayu berusia ribuan tahun dan mimbar yang dibawa oleh Shalahuddin Al-Ayyubi.

Baca Juga: Pejuang Palestina Serang Tentara Zionis, 1 Tewas, 2 Terluka

Syaikh Sabri menuduh pemerintah Israel memotong jalur air dari luar dan mencegah masuknya pemadam kebakaran mencapai kompleks untuk memadamkan api saat itu.

“Sekitar 1.550 meter persegi dari 4.500 meter persegi kompleks Masjid Al-Aqsha telah hancur oleh api,” katanya.

Api juga telah menghancurkan mihrab dari Khalifah Umar bin Khattab, yang dihiasi interior dan kubah kayu berlapis emas.

“Ini adalah kejahatan mengerikan dan tragedi yang mengerikan,” kenang Sabri.

Baca Juga: Rumah sakit di Gaza Lumpuh Akibat Krisis Bahan Bakar

“Kami butuh lebih dari 30 tahun untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh api,” lanjutnya.

Pada tanggal 15 September 1969, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi PBB nomor 271, yang berisi kesedihan atas kerusakan yang luas di Masjid Al-Aqsha yang disebabkan oleh api dan mengecam Israel karena gagal menghargai Resolusi PBB.

Denis Michael Rohan ditangkap dua hari setelah serangan pembakaran itu. Namun pemerintah Israel mengatakan bahwa ia menderita penyakit mental yang berat dan kemudian memulangkannya ke Australia.

Mahmoud Shtaiyeh (69 tahun), salah satu saksi mata lainnya mengatakan, pelaku Rohan telah merencanakan serangan pembakaran sebelumnya.

Baca Juga: Kementerian Gaza: Pasukan Israel Gali Kuburan dan Curi Jenazah Warga Palestina

“Api menyasar ke tiga tempat yang berbeda di kawasan masjid,” kata Shtaiyeh.

Dia masih ingat bagaimana kemudian ribuan warga telah berlarian ke kawasan masjid untuk berusaha memadamkan api dengan peralatan yang ada.

“Ada yang mulai memadamkan api dengan kaleng, ember, pakaian basah dan bahkan dengan tangan kosong,” katanya.

“Kami semua waktu itu merasakan tidak takut mati, semua itu adalah masalah kita semua untuk menyelamatkan Masjid Al-Aqsha,” lanjutnya. (T/P4/P2)

Baca Juga: 50 Ribu Jamaah Shalat Jumat di Al-Aqsa Meski Pembatasan Ketat Pasukan Israel

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Hacker Bocorkan Data Pribadi Intelijen Elit Israel

Rekomendasi untuk Anda