Cibubur, Bekasi, MINA – Literasi tentang penerimaan orang Indonesia terhadap isu Palestina ada 71 persen menolak Israel dan menerima Palestina, tapi masih ada sekitar 4 persen yang membenarkan atau berpihak kepada Israel.
Hal itu disampaikan Redaktur Republika Achmad Syalaby Ichsan dalam Seminar Peringatan 75 Tahun Nakba Palestina yang digelar oleh Aqsa Working Group (AWG) pada Kamis (18/5), di Aula Munif Chatib, Sekolah Insan Mandiri Cibubur, Bekasi, Jawa Barat.
“Jadi masih ada 4% yang harus di edukasi, menganggap bahwa Israel berada di posisi yang benar. Nah itu menjadi ‘PR’ kita bersama. Maka kita membuka seluas-luasnya penulis luar untuk ikut berkontribusi menyuarakan isu-isu dan berita-berita yang positif, apalagi tentang isu Palestina,” katanya
Ia juga mengatakan bahwa bangsa Palestina adalah bangsa yang cerdas.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
“Palestina adalah bangsa yang cerdas. Dalam kacamata pemberitaan Republika, Palestina itu seperti DNA nya Republika, jadi kita tidak mungkin dalam satu hari tidak memberitakannya,” katanya.
Menurut Ichsan, sebagai media, selalu ingin menyuarakan putra-putri Palestina yang berprestasi, yang ingin berpetualang menempuh jalan pendidikan yang sangat menarik untuk diceritakan. “Dan kita melihat ini, cerita-cerita mereka bisa membangun optimisme bangsa Palestina ke depan,” ujarnya.
“Republika ini ada untuk menyambung kepentingan umat Islam dan rakyat Indonesia. Selama Palestina masih dijajah oleh Israel kita harus tetap memperjuangkan kemerdekaannya,” tambahnya.
Ichsan menjelaskan, ada beberapa narasumber yang kisahnya layak untuk dimuat oleh media, tanpa perlu menunggu momen-momen tertentu.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
“Seperti dokter spesialis di Universitas Negeri Solo asal Gaza, dia membawa 8 orang anaknya untuk studi di UNS. Dirinya harus berjibaku dengan tekad ingin kembali ke Gaza, maka dia menyelesaikan studi PPDS nya. Sekarang dia kembali ke Gaza untuk membantu tenaga medis di Gaza. Karena kita tau dengan 2 juta penduduk, hanya ada sekitar 200 dokter spesialis tentu tidak akan cukup untuk menampung pasien-pasien di Gaza. Apalagi ketika kondisi perang, pasti butuh banyak dokter spesialis untuk membantu mereka,” ujarnya.
Maka, cerita-cerita itu perlu di amplifikasi lebih jauh karena banyak hal positif di kalangan warga Palestina yang bisa membangun vibes positif, angin optimisme untuk warga Palestina dan khususnya untuk warga Indonesia.
“Kita juga sangat butuh kontribusi dari teman-teman untuk menyumbangkan kontribusinya untuk menulis tentang Palestina. Karena banyak sekali yang bisa diulas tentang Gaza, tentang Palestina, tentang ramadhan di Palestina, tentang Idul Fitri di Palestina, untuk kita sama-sama meliterasi teman-teman kita yang masih belum peduli terhadap perjuangan bangsa Palestina,” ujar Ichsan. (L/R11/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri