Ramllah, MINA – Kelompok Hak Asasi Palestina mengatakan, tahanan dari Gaza yang ditahan di Penjara Ofer Israel dekat Ramallah menghadapi kondisi yang sangat buruk.
Dilansir dari MEMO, Komisi Urusan Tahanan dan Masyarakat Tahanan Palestina pada Rabu (30/10) mengeluarkan laporan setelah para pengacara mengunjungi enam tahanan Gaza. Selama kunjungan itu, mereka mencatat berbagai bentuk penyiksaan dan perlakuan buruk yang dianggap sebagai bagian dari praktik sistematis.
laporan tersebut merinci kondisi tragis tentang penyiksaan dan penganiayaan yang diamati selama kunjungan tersebut, termasuk praktik-praktik yang menurut Kelompok tersebut merupakan penyiksaan sistematis.
Menurut laporan, administrasi penjara kerap merampas hak-hak tahanan, yang digambarkan sebagai bentuk penyiksaan. Para tahanan melaporkan, mereka dipaksa mengucapkan “terima kasih, Kapten (kepala penjara)” dalam bahasa Ibrani, dan akan dihukum jika menolak. Selain itu, mereka mengeluhkan kurangnya layanan kesehatan serta dipaksa duduk dalam posisi yang merendahkan.
Baca Juga: Petugas Ambulans Gaza Tidak Menyadari Membawa Jenazah Ibunya Sendiri
Kelompok Hak Asasi mengatakan para narapidana menderita kedinginan, terutama di malam hari, akibat kurangnya pakaian hangat dan selimut.
“Pola perilaku pembalasan dendam di antara para penjaga dan tentara, yang tampaknya saling bersaing untuk menentukan siapa yang dapat memperlakukan tahanan dengan paling keras,” kata Kelompok tersebut.
Israel melancarkan perang di Gaza setelah serangan 7 Oktober 2023 oleh kelompok Palestina, Hamas. Sejak saat itu, ribuan orang dari daerah tersebut, termasuk wanita, anak-anak, orang tua, dan tenaga medis, ditahan di penjara-penjara Israel.[An]
Baca Juga: Hamas Prihatin Kebungkaman Global atas “Pembersihan Etnis” di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)