Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taher: Rekonsiliasi Hamas-Fatah Adalah Kabar Gembira

Rendi Setiawan - Senin, 9 Oktober 2017 - 14:25 WIB

Senin, 9 Oktober 2017 - 14:25 WIB

248 Views

Purwakarta, MINA – Kuasa Usaha ad.interim Kedutaan Besar (Kedubes) Palestina untuk Indonesia Taher Hammad menyebut bahwa rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah beberapa waktu lalu adalah kabar gembira bagi seluruh warga Palestina.

“Persatuan Hamas dan Fatah adalah kabar gembira bagi kita semua. Hamas dan Fatah memang harus bersatu dalam membebaskan Baitul Maqdis dan kemerdekaan Palestina,” ujar Taher di Purwakarta, Ahad (8/10).

Menurut Taher, persatuan Hamas dan Fatah bisa membuka peluang untuk membebaskan Masjidil Aqsha dan memerdekakan Palestina.

“Kita dituntut untuk menjaga dan melindungi Masjidil Aqsha dari kekejaman Israel. Masjidil Aqsha adalah sebuah kebanggaan umat Islam karena Rasulullah Muhammad pada tahun 9 H pernah melakukan Isra ke Masjidil Aqsha kemudian dilanjutkan Miraj ke Sidratul Muntaha,” katanya.

Baca Juga: Guru Tak Tergantikan oleh Teknologi, Mendikdasmen Abdul Mu’ti Tekankan Peningkatan Kompetensi dan Nilai Budaya

Taher menegaskan, Masjidil Aqsha adalah mutlak milik umat Islam. Buktinya, Al-Aqsha disebut di dalam surat Al-Isra dan juga dalam hadits nabi Muhammad S.A.W.

“Masjidil Aqsha juga pernah menjadi kiblat pertama umat Islam. Ini menunjukkan bahwa Al-Aqsha benar-benar milik umat Islam. Untuk itu kita wajib melindunginya,” katanya lagi.

Hanya saja saat ini, kata Taher, muslimin sedang berselisih. “Kita bisa saksikan apa yang terjadi di Suriah, Afghanistan, Irak dan beberapa negara lainnya yang sedang dilanda konflik. Tugas kita melihat kondisi ini adalah mendamaikan mereka. Ini adalah sebuah kewajiban mengingatkan sesama muslim bahwa mereka adalah saudara,” tegasnya.

Taher mengungkapkan, solusi untuk permasalahan ini adalah berjamaah sebagai syariat  Allah dan jangan sampai berpecah belah dan berfirqah-firqah.

Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa

“Kita harus berusaha menyatukan umat Islam. Sebab, tanpa adanya kesatuan, sulit untuk menyelesaikan persoalan-persoalan di dunia Islam. Salah satu contoh persatuan itu adalah rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah,” pungkasnya. (L/R06/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Palestina
Palestina
Indonesia
Indonesia