Tahun 2018, Ada Perbedaan Pelaksanaan UN

Dirjen Dikdasmen, Hamid Muhammad; Dirjen PAUD dan Dikmas, Harris Iskandar; Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Bambang Suryadi; Kepala Balitbang Totok Suprayitno; Sekretaris BSNP Kiki Yuliati; Sekretaris Balitbang Dadang Sudiyarto. (Foto: Aliya/MINA)

Jakarta, MINA – Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Bambang Suryadi mengatakan, ada beberapa perbedaan pada pelaksanaan Ujian Nasional () di tahun 2018 dengan tahun sebelumnya.

Di antaranya adalah soal isian singkat yang terdapat pada mata pelajaran matematika jenjang SMA/sederajat. Tahun ini, sertifikat hasil ujian nasional (SHUN) menggunakan digital signature (tanda tangan digital).

“Tahun ini (2018), Sertifikat Hasil Ujian Nasional menggunakan digital signatur. Agar tidak perlu lagi tanda tangan “basah”, melainkan dapat menggunakan barcode untuk mengecek keabsahan SHUN,” ujarnya saat taklimat media di geduung , Jakarta, Selasa (13/3).

Menurutnya, adapun biaya untuk proktor dan pengawas ujian di satuan pendidikan menggunakan anggaran yang dibebankan pada dana bantuan operasional sekolah (BOS).

Sementara itu, menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Totok Suprayitno mengatakan, jumlah peserta Ujian Berbasis Komputer () tahun ini meningkat signifikan dari penyelenggaraan tahun lalu.

“Tahun ini, UN diikuti 8,1 juta peserta didik dan 96 ribu satuan pendidikan. Sebanyak 78 persen peserta didik siap mengikuti UNBK,” ujarnya.

Pada penyelenggaraan USBN tahun ini terdapat tiga mata pelajaran yang diujikan untuk jenjang SD, yaitu Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Matematika.

Untuk Paket A diujikan lima mata pelajaran, yaitu PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS. Sedangkan untuk jenjang SMP dan SMA/MA, semua mata pelajaran diujikan dalam USBN. Selain pilihan ganda, siswa juga diminta mengerjakan soal berbentuk esai.

”Di USBN, kami minta guru membuat soal esai atau uraian. Porsinya sekitar 10 persen dari keseluruhan soal. Pembiasaan mengerjakan ujian esai diharapkan membantu siswa terbiasa berargumentasi dan menyampaikan alasan (rasional) atas pendapatnya. Untuk dapat menggali kemampuan siswa mengungkapkan alasan dari sebuah jawaban, yaitu dengan esai,” jelasnya.

Pada penyelenggaraan UN tahun 2018, terdapat sekitar 22 persen peserta didik yang melaksanakan UN berbasis kertas dan pensil (UNKP). Saat ini, proses distribusi naskah ke provinsi dan penggandaan naskah telah mencapai 100 persen untuk jenjang SMA/MA sederajat. Sedangkan untuk jenjang SMP/MTs sederajat mencapai 19 persen (data per 9 Maret 2018). (L/R10/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.