Kabul, MINA – Taliban menuduh Amerika Serikat (AS) melakukan pelanggaran kesepakatan damai yang mencakup serangan pesawat tak berawak (drone) terhadap warga sipil.
Tudingan itu muncul pada Ahad (5/4) di saat kesepakatan dengan AS yang bertujuan membawa perdamaian ke Afghanistan mendekati titik puncak, demikian Al Jazeera melaporkan.
Pelanggaran yang dinilai termasuk menghukum pemerintah Afghanistan karena menunda pembebasan 5.000 tahanan Taliban yang dijanjikan dalam kesepakatan, menurut pernyataan Taliban.
Taliban mengatakan telah membatasi serangan terhadap pasukan keamanan Afghanistan di pos-pos pedesaan dan tidak menyerang pasukan internasional atau pasukan Afghanistan di kota-kota atau instalasi militer.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Kelompok itu memperingatkan akan lebih banyak kekerasan jika AS dan pemerintah Afghanistan melanjutkan tindakan yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap perjanjian itu.
“Kami secara serius meminta Amerika untuk mematuhi isi perjanjian dan untuk memperingatkan sekutu mereka sepenuhnya mematuhi perjanjian,” bunyi pernyataan Taliban.
Taliban juga menuduh pemerintah Afghanistan menggunakan “argumen yang tidak dapat dipertahankan” untuk menjelaskan penundaan berulang-ulang dalam membebaskan 5.000 tahanan Taliban yang dijanjikan sebagai ganti pembebasan 1.000 personel pemerintah.
Namun, militer AS di Afghanistan menolak klaim Taliban, dengan mengatakan pihaknya telah menjunjung tinggi persyaratan militer dari perjanjian tersebut dan pernyataan Taliban “tidak berdasar”.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
“USFOR-A sudah jelas – kami akan membela mitra ANDSF (Pasukan Pertahanan dan Keamanan Nasional Afghanistan) jika kami diserang, sesuai dengan perjanjian,” kata Juru Bicara Pasukan AS-Afghanistan Kolonel Sonny Leggett di Twitter. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai