Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tantangan dan Peran Wartawan Bangun Optimisme Masyarakat di Tengah Pandemi

Rana Setiawan - Rabu, 9 Februari 2022 - 20:05 WIB

Rabu, 9 Februari 2022 - 20:05 WIB

1 Views

Rana Setiawan. (Doc. Istimewa)

Oleh: Rana Setiawan, Wartawan Kantor Berita MINA

Pada Puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2022, Rabu (9/2/2022), Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan apresiasinya kepada segenap insan pers yang terus bekerja dan membangun optimisme masyarakat di tengah pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia.

Dia menyatakan, meskipun berada dalam situasi pandemi, insan pers tetap bekerja, terus menyampaikan informasi, meningkatkan literasi, membangun optimisme, dan membangun harapan, sehingga masyarakat tetap tangguh menghadapi dampak pandemi COVID-19.

Ya, Hari Pers Nasional yang diperingati setiap tahun pada tanggal 9 Februari bertepatan dengan hari ulang tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kali ini dilaksanakan di tengah gelombang ketiga pandemi virus SARS-Cov-2 (Covid-19) yang terjadi sejak awal Februari.

Baca Juga: Rabi’ul Awwal sebagai Bulan Maulid Nabi

Untuk itu, masyarakat membutuhkan informasi yang kredibel dan terpercaya untuk mengetahui fenomena Covid-19,  khususnya varian baru virus tersebut Omicron, dan berbagai dampaknya. Dengan demikian, masyarakat semakin memahami cara-cara melindungi diri, keluarga, dan lingkungan sekitar secara tepat.

Informasi yang berorientasi pada solusi optimisme sangat dibutuhkan pada masa pandemi ini. Insan media bisa menggali berita cara menyelesaikan masalah dan berita yang memberi inspirasi serta wawasan yang bisa membangun optimisme.

Mengingat layanan media bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang menghibur dan mendidik bagi masyarakat, khususnya anak-anak dan keluarga menjadi sangat penting di masa pandemi ini.

Insan pers yakni para wartawan yang bertugas di lapangan harus tetap mengedepankan profesionalisme dalam pemberitaannya. Termasuk wartawan di Jawa Barat dan sekitarnya berharap awak media untuk tetap bersabar dalam menjalankan tugasnya dengan mengedepankan kode etik jurnalistik dan perundang-undangan yang berlaku.

Baca Juga: Lima Cara Membangun Keluarga Islami yang Dirindukan Surga

Sebelumnya, penulis pernah menyampaikan saat menjadi salah satu pembicara dalam Forum Media Perdamaian Indonesia 2021 yang digelar Organisasi Perdamaian Dunia HWPL (Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light) yang berpusat di Korea Selatan beberapa waktu lalu, bagaimana media dan insan pers dapat berkontribusi dalam mengatasi tantangan nasional dan global diakibatkan kebencian, konflik, kesalahpahaman, dan kurangnya komunikasi di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

Insan pers berpotensi sangat membantu upaya menekan angka penularan virus COVID-19 karena bisa mempengaruhi pola pikir masyarakat. Alhasil, perilaku masyarakat dapat berubah untuk senantiasa berpartisipasi dalam penanganan virus itu. Perubahan perilaku sekarang lagi dikonsolidasikan terkait penanganan COVID-19.

Berdasarkan survei literasi digital Kementerian Komunikasi dan Informatika pada akhir 2021, peringkat literasi digital Indonesia mengalami peningkatan dan mencatat bahwa media sosial menjadi sarana utama bagi masyarakat dalam mengakses berita dan informasi, disusul oleh televisi, situs berita online, situs resmi pemerintah, media cetak, dan radio.

Walaupun menurut survei kebanyakan masyarakat Indonesia menghabiskan waktunya di media sosial, tetapi masih ada peluang besar media online diakses oleh semua kalangan masyarakat.

Baca Juga: Parenting ala Orangtua Palestina

Kehadiran Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency) sebagai kantor berita umum berlandaskan nilai-nilai Islam terbit dalam tiga Bahasa (Indonesia, Arab dan Inggris) sudah memasuki sembilan tahun berdirinya, menjadi media solutif yang mempunyai peran menyampaikan informasi dan menyiarkan tulisan serta artikel yang membangun optimisme publik dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini.

Tantangan Wartawan di Masa Pandemi

Sebagai satu di antara profesi garis depan selama pandemi Covid-19, kesehatan dan nyawa wartawan sebenarnya senantiasa terancam dalam satu tahun terakhir ini.

Pernyataan itu terbukti oleh data dari organisasi Press Emblem Campaign (PEC), yang menyatakan virus corona telah merenggut nyawa lebih dari 1.967 wartawan di seluruh dunia.

Baca Juga: Lima Ciri Orang yang Diinginkan Kebaikan oleh Allah

“Wartawan terlibat dalam profesi yang secara khusus berhadapan risiko terpapar virus, karena banyak yang dipaksa untuk terus bekerja dalam kontak dengan penduduk di lapangan,” pernyataan resmi dari PEC.

Tercatat di 94 negara, di Brasil, sebagai contohnya, lebih dari 299 wartawan meninggal akibat Covid-19. Wartawan di negara ini jadi yang paling terpukul, diikuti oleh India (282), Peru (199), dan Meksiko (124), sementara Indonesia (42).

Pandemi virus Corona (Covid-19) di Indonesia telah menimbulkan cukup banyak korban jiwa. Di antara korban meninggal dunia, tidak sedikit yang berasal dari kalangan wartawan yang selama ini berjuang memberitakan berbagai hal terkait pandemi Covid-19.

Berdasarkan data Satgas Covid Jurnalis Indonesia, sedikitnya lebih dari 600-an wartawan di Jabodetabek yang terpapar Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri. Sementara sudah 100 lebih diantaranya meninggal dunia.

Baca Juga: Omong Doang: Janji Palsu yang Merusak Kepercayaan

Dewan Pers menjelaskan sejak pandemi covid-19, pers tidak luput dari dampak pandemi dan banyak mengalami penurunan pada perusahaan pers.

Memang pandemi belum usai sehingga krisis ekonomi masih berlanjut, media massa masih disibukkan oleh masalah perampingan manajemen, PHK dan lainnya antara lain banyak karyawan kehilangan pekerjaan dan pendapatan.

Media massa banyak kehilangan wartawan terbaik dan kualitas jurnalisme dikhawatirkan mengalami penurunan.

Kemudian media massa masih harus berhadapan dengan masalah survival dalam krisis ekonomi yang terburuk dalam sejarah pers Indonesia.

Baca Juga: Pilkada 2024 Ajang Merajut Persaudaraan

Solidaritas Satgas Covid Jurnalis

Selain itu, hadirnya solidaritas komunitas wartawan lintas media melalui gerakan Satgas Covid Jurnalis yang bahu membahu menolong sesama rekan seprofesi yang terpapar covid-19 dengan membuka akses kedaruratan, mulai dari ambulans, oksigen, ketersediaan ruang rawat, sampai obat-obatan.

Gerakan ini berawal dari keprihatinan beberapa wartawan yang akhirnya menjadi gerakan solidaritas bagi insan media di Jabodetabek hingga kini merambah seluruh wilayah dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan membantu menjalankan tugas media sebagai garda terdepan diseminasi informasi penanganan pandemi Covid-19.

Ketua Satgas Covid-19 Jurnalis Hasan Habsy menyatakan, satgas tersebut dibentuk setelah banyak rekan wartawan yang terpapar virus SARS-CoV-2. Tak sedikit dari mereka yang menjalani isolasi mandiri lalu membutuhkan penanganan medis.

Baca Juga: Amalan-Amalan di Bulan Rabiul Awal

Hasan Habsy, penggagas Satgas Covid-19 Jurnalis, kepada penulis mengaku gerakannya diawali pada prinsip kemanusiaan yang terbentuk atas kesadaran bersama, mengingat betapa pentingnya peran wartawan di masa pandemi. Namun menjadi ironi saat akses penanganan medis kedaruratan, nyatanya masih sulit didapat oleh para wartawan saat mereka terpapar.

Puncaknya, saat dirinya mendapatkan data 16 wartawan meninggal dunia akibat Covid-19 di kawasan Jabodetabek. Pilunya, sebagian dari mereka adalah kerabat Hasan. Terlebih salah satunya, merupakan teman baiknya yang sempat melakukan aksi sosial tahun lalu saat membagikan hand sanitizer sebagai langkah pencegahan Covid.

Hasan kemudian mengumpulkan teman-teman wartawan dari lintas media di tiap-tiap wilayah. Melalui grup WhatsApp akhirnya bersepakat untuk membentuk sebuah Satgas Covid yang akan membantu rekan seprofesi mendapatkan pelayanan medis kedaruratan saat terjangkit Covid-19.

Dia berjanji akan terus memperjuangkan nasib rekan seprofesinya yang membutuhkan akses kedaruratan akibat terpapar Covid-19 dengan berbagai cara saat ada yang membutuhkan.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel

Satgas tersebut bertugas memberikan bantuan hingga informasi mengenai yang dibutuhkan para wartawan yang terpapar Covid-19. Karenanya, para wartawan yang terpapar Covid-19 diminta mendata diri dengan melampirkan hasil swab. Kemudian silakan menghubungi nomor 085655577717, agar dimasukkan ke dalam grup WhatsApp atau Telegram.

Sekali lagi saya sampaikan, pers sebagai salah satu sumber pembuatan dan penyebaran informasi, berperan sangat penting sebagai sumber informasi bagi masyarakat.

Insan pers sangat dibutuhkan dalam penanganan pandemi, khususnya dalam menciptakan pemberitaan yang menjunjung tinggi perdamaian sehingga mampu membawa perubahan perilaku masyarakat ke arah positif.

Pandemi Covid-19 merupakan peristiwa yang belum pernah dilalui sebelumnya sehingga informasi yang kredibel dan terpercaya tentu semakin dibutuhkan untuk menjamin arus informasi yang bebas dari penyalahgunaan informasi seperti misinformasi, disinformasi atau malinformasi.

Baca Juga: Doa Hari Jumat yang Diamalkan Rasulullah

Saat dunia melawan Covid-19, kehadiran media massa dianggap bisa menyelamatkan nyawa. Insan Media berperan sebagai “pengawas” dari jalannya pemerintahan, yakni menganalisa, mengevaluasi, dan menginformasikan kepada publik tentang tugas, tantangan dan langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi pandemi.

Dalam kesempatan ini juga, diharapkan insan pers yang berjibaku bertugas di lapangan terus menjunjung tinggi idealisme jurnalistik yang menyajikan informasi untuk kepentingan publik dan pemberdayaan masyarakat, mencari kebenaran, melakukan koreksi dan kontrol sosial, dan bersikap independen.

Sebagaimana menjadi penyambung lidah rakyat yang bertugas menyampaikan berbagai aspirasi rakyat agar tercipta keadilan di berbagai sektor, bidang, dan sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Selamat Hari Pers Nasional 2022! Teruslah berkarya, menyajikan informasi yang berkualitas, mencerdaskan, serta jadilah akselerator perubahan.(A/R1/P1)

 

Baca Juga: Kepemimpinan Umat Islam dan Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia