Banjarmasin, MINA – Dengan mengusung tema ‘Perempuan Muda Berkemajuan untuk Keadilan Sosial’, rangkaian kegiatan Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah (NA) resmi ditutup pada Ahad (5/11) di Ballroom Hotel Grand Mentari, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Pada agenda Tanwir yang berlangsung selama tiga hari (3-5/11) itu, NA telah melakukan banyak diskusi dan kajian mendalam terhadap hasil apa yang akan dilakukan setelah Tanwir 1 ini selesai.
Laman Muhammadiyah.or.id, Selasa (7/11), melaporkan pada Tanwir I NA meluncurkan sebuah putusan, yakni Manifesto Banjarmasin.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, Diyah Puspitarini, mengakatan hasil Tanwir I yang organisasinya sebut sebagai Manifesto Banjarmasin ini adalah sebuah semangat dari gerakan perempuan muda dalam mewujudkan generasi bangsa yang cerdas, sehat, mandiri, dan berprestasi.
Baca Juga: Kemlu RI Tanggapi Usulan Trump Relokasi Warga Gaza ke Indonesia
Berikut putusan yang disebut dengan “Manifesto Banjarmasin” yang berisi 8 (delapan) poin:
1. Wujudkan Zero Stanting dengan Gerakan Pemenuhan Gizi Nasional pada perempuan dan anak.
2. Mengecam keras terhadap maraknya praktek traffiking online yang menjadikan perempuan sebagai objek.
3. Hentikan penayangan iklan Rokok sebagai wujud komitmen Selamatkan keluargamu dari asap rokok.
4. Mewaspadai Informasi Hoax sebagai sumber rujukan perempuan dan anak.
5. Mendorong pemenuhan kuota minimal 30% perempuan di ruang publik
6. Adanya perlindungan dan penegakan hukum bagi korban kejahatan kekerasan terhadap perempuan dan anak
7. Stop Narkoba Bagi Keluarga Muda Produktif.
8. Stop Korupsi.
Kemudian pada acara penutupan, Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, ‘Aisyah, mengatakan penerapan keluarga tangguh bebas stunting ini merupakan salah satu upaya terobosan yang bagus untuk perbaikan kualitas keluarga.
“Nasyiatul Aisyiyah diharapkan agar bisa membimbing para remaja melalui program-program NA untuk mensukseskan pembentukan keluarga muda tangguh nantinya,” ujarnya.
Baca Juga: HNW Sebut Gencatan Senjata di Gaza Tak Boleh Lupakan Kejahatan Israel
Menurut Aisyah, semua program Muhammadiyah dan termasuk Nasyiatul Aisyiyah ini merupakan sebuah jihad. Jihad yang melayani, memberi solusi, bukan jihad yang melawan.
“Karena permasalahan remaja adalah masalah bersama. Menciptakan ibu yang cerdas dan kuat spiritualnya adalah keharusan, sehingga nantinya akan mencerminkan daya kepempimpinan bagi anak-anak bangsa,” kata ‘Aisyah. (R//R11/RS3)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: UN Versi Baru Digelar November 2025 Bagi Siswa SMA Sederajat