Bouake, Pantai Gading, 9 Rabi’ul Akhir 1438/8 Januari 2017 (MINA) – Pasukan tentara militer Pantai Gading yang melakukan pemberontakan selama dua hari, berjanji bahwa tentara yang disebar di berbagai kota di negara itu akan kembali ke barak, Ahad (8/1).
Pernyataan itu disampaikan oleh Sersan Mamadou Kone di kota Bouake, kota terbesar kedua setelah ibukota Abidjan, setelah Presiden Alassane Ouattara di televisi nasional mengatakan bahwa telah dicapai kesepakatan dengan pasukan untuk mengakhiri pemberontakan.
Pemberontakan militer yang berlangsung sejak Jumat (6/1) pagi menuntut kejelasan pembayaran bonus gaji serta tuntutan hidup yang lebih baik dan layak, sebagaimana Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Berbicara kepada menteri dan reporter, Presiden Ouattara mengatakan, pemerintah telah setuju untuk mempertimbangkan tuntutan para prajurit mengenai pembayaran bonus, hidup dan kondisi kerja.
Namun, Presiden Ouattara tidak memberikan rincian dari kesepakatan yang ditawarkan kepada pemberontak dalam komentar singkat di televisi.
“Saya ingin mengatakan bahwa cara membuat tuntutan ini tidak tepat. Ini menodai citra negara kita setelah semua upaya kami untuk menghidupkan kembali perekonomian,” kata Presiden Ouattara.
“Beberapa tentara kami akan tetap di tempat untuk mengelola keamanan toko-toko dan bank, namun sebagian besar tentara akan kembali ke barak mulai malam ini,” kata Sersan Kone kepada kantor berita Reuters.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Kerusuhan terkait dengan pemberontakan tersebut disaksikan di kota-kota di seluruh negeri, termasuk ibukota Abidjan. Tembakan terdengar di Kementerian Pertahanan setelah tentara memasuki markas militer di kota itu.
Tentara nakal juga mendirikan barikade darurat di sekitar markas militer terdekat, membuat lalu lintas semua jalan menuju ke kamp macet dan menghambat akses ke beberapa distrik tetangga.
Pantai Gading adalah negara berbahasa Perancis dengan ekonomi terbesar di Afrika Barat. Negara ini telah keluar dari krisis politik 2002-2011 dan menjadi salah satu bintang yang naik ekonominya di benua Afrika.
Namun, tahun-tahun konflik dan kegagalan untuk mereformasi militernya membuat munculnya perpecahan antara mantan pejuang pemberontak dan tentara pemerintah.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Diduga semua pemberontak kali ini mantan anggota pemberontakan Angkatan Baru, yang telah menggunakan Bouake sebagai ibukota de facto dan menguasai bagian utara Pantai Gading dari tahun 2002 sampai negara itu bersatu kembali setelah perang saudara 2011.
Pemberontakan serupa pernah terjadi pada tahun 2014, ketika ratusan tentara membarikade jalan di kota-kota di seluruh Pantai Gading, menuntut kembali pembayaran gaji yang kemudian pemerintah menyetujui penyelesaian keuangan. (T/RI-1/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza