Juba, MINA – Program Pangan Dunia (WFP) pada Senin (7/7) mengumumkan bahwa mereka telah berhasil menjatuhkan bantuan pangan melalui udara ke wilayah terpencil di Sudan Selatan.
WFP mengatakan, langkah ini dilakukan untuk membantu puluhan ribu warga yang terdampak konflik bersenjata dan kini berada di ambang kelaparan.
Badan PBB menyebutkan bahwa distribusi bantuan ini menjadi akses pertama WFP dalam lebih dari empat bulan ke wilayah Nasir dan Ulang, bagian paling terpencil di negara bagian Upper Nile. Daerah tersebut hanya dapat dijangkau melalui udara karena jalur darat dan sungai diblokir akibat pertempuran.
“Distribusi ini menandai akses pertama WFP untuk memberikan bantuan makanan dan gizi yang menyelamatkan jiwa kepada lebih dari 40.000 orang,” demikian pernyataan resmi WFP yang dikutip Arab News.
Baca Juga: 26 Mantan Diplomat Inggris Desak Pengakuan Negara Palestina
Sudan Selatan, negara termuda di dunia yang merdeka pada 2011, kembali dilanda kekerasan berskala besar sejak Maret lalu, ketika ketegangan politik antara Presiden Salva Kiir dan Wakil Presiden Riek Machar meningkat menjadi konflik terbuka.
WFP memperingatkan bahwa lebih dari satu juta orang di negara bagian Upper Nile kini menghadapi kelaparan akut.
Sebanyak 32.000 di antaranya telah berada pada tingkat kelaparan “bencana”, atau level tertinggi dalam skala kerawanan pangan. Angka ini meningkat tiga kali lipat sejak konflik terbaru pecah, memicu gelombang pengungsian massal.
Badan tersebut juga mengungkapkan bahwa pertempuran telah memblokir rute sungai utama, yang selama ini menjadi jalur distribusi bantuan paling efektif ke wilayah Upper Nile dan negara bagian Jonglei utara.
Baca Juga: BRICS Kecam Pendudukan Israel, Tegaskan Gaza Bagian dari Palestina
Krisis Pangan Nasional Meluas
Secara nasional, sekitar 7,7 juta penduduk Sudan Selatan — atau 57 persen dari total populasi — saat ini menghadapi tingkat kelaparan yang diklasifikasikan sebagai “krisis, darurat, atau bencana”.
Situasi ini diperburuk oleh kekurangan dana yang menyebabkan WFP hanya mampu menjangkau 2,5 juta orang paling rentan dengan jatah bantuan yang telah dikurangi.
WFP pun mendesak para donor internasional untuk memberikan dukungan tambahan.
Baca Juga: Pendeta Lansia di Inggris Ditangkap karena Dukung Palestine Action
Saat ini, badan tersebut membutuhkan dana sebesar 274 juta dolar AS untuk dapat melanjutkan operasi penyelamatan jiwa hingga Desember 2025.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Anak Diaspora Berpakaian Adat Bugis Sambut Presiden Prabowo di Brasil