Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

TETO-BKPM Bentuk Taiwan Desk

Rana Setiawan - Rabu, 8 November 2017 - 23:54 WIB

Rabu, 8 November 2017 - 23:54 WIB

140 Views

(kiri-kanan) Dody Rochadi, Jack Chen-Huan Hsiao, Irving Yang, Tony Phoo, Aldian Taloputra, Irvan Noor. (Foto: ID COMM)

(kiri-kanan) Dody Rochadi, Jack Chen-Huan Hsiao, Irving Yang, Tony Phoo, Aldian Taloputra, Irvan Noor. (Foto: ID COMM)

Jakarta, MINA – Pemerintah Taiwan melalui Taipei Economic and Trade Office (TETO) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia membentuk tim khusus Taiwan Desk sebagai penyedia layanan khusus menangani para calon investor asal Taiwan.

Taiwan Desk yang ditempatkan di kantor perwakilan di Gedung BKPM Jakarta mempunyai peran penting untuk mengantisipasi makin banyaknya pengusaha Taiwan yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.

“Pasar Indonesia memiliki tantangan tersendiri karena ukuran pasar yang sangat besar dan latar belakang budaya dan peraturan yang beragam. Untuk itu, pemerintah Taiwan bekerja sama dengan BKPM membentuk tim khusus Taiwan desk yang untuk membantu para pengusaha Taiwan yang berminat berinvestasi di Indonesia,” kata Jack Chen-Huan HSIAO, Direktur Divisi Ekonomi TETO dalam diskusi media Standard Chartered Bank (SCB) Investment Forum di Jakarta, Rabu (8/11).

Dalam diskusi media tersebut hadir sebagai narasumber selain Jack Chen-Huan Hsiao yakni Dody Rochadi, Country Head of Corporate Affairs SCB Indonesia; Irving Yang, Kepala Komersial Bank SCB Taiwan; Tony Phoo, Senior Economist, SCB Taiwan; Aldian Taloputra, Kepala Ekonomi SCB Indonesia; dan Irvan Noor, Kepala Komersial Bank SCB Indonesia.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Jack Chen-Huan Hsiao menjelaskan, kehadiran Taiwan Desk di BKPM memudahkan para calon investor mempelajari budaya dan peraturan yang berlaku untuk memulai investasinya di Indonesia.

Hal ini juga makin memudahkan menyampaikan informasi yang dibutuhkan para pengusaha Taiwan yang ingin berinvestasi atau berusaha di Indonesia, mengingat Indonesia sangat terbuka bagi pemodal asing.

Taiwan Desk juga dirasakan dapat mengurangi mata rantai langkah yang perlu dilakukan oleh calon pemodal Taiwan.

Menurut Jack, Taiwan dan Indonesia memiliki sejarah bisnis yang cukup panjang dan sangat baik, sejak 20-40 tahun lalu.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Kepala Komersial Bank Standard Chartered Bank (SCB) Indonesia Irvan Noor mengatakan, untuk memperkuat Taiwan Desk, SCB menjalin Kerja sama dengan BKPM dengan fokus membantu perusahaan investor asing untuk datang dan berinvestasi di Indonesia. Utamanya karena BKPM merupakan pintu utama bagi para investor untuk masuk ke Indonesia.

“Kegiatan yang kami lakukan dalam hal ini adalah membentuk tim khusus untuk Taiwan corridor dengan dukungan relationship manager yang dapat berbicara dalam bahasa Mandarin, serta membantu para investor Taiwan untuk kebutuhan perbankan mereka, seperti pembukaan rekening, pembayaran, transaksi, dan collection,” ujar Irvan.

Dia juga menjelaskan, SCB Investment Forum yang mengambil tema “Taiwan Corridor: Southbound Policy and Investment Opportunities for ASEAN, especially Indonesia” yang diadakan hari ini oleh SCB dalam rangka bentuk partisipasi aktif Standard Chartered Bank untuk mempromosikan Indonesia ke pasar internasional.

Investasi Taiwan di Indonesia

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) per kuartal pertama 2017, sebanyak 60% dari keseluruhan investasi di Indonesia merupakan penanaman modal asing yang jumlahnya mencapai US$ 7,3 miliar. Dari jumlah tersebut, asal modal yang masuk ke Indonesia masih didominasi dari negara-negara Asia, termasuk di antaranya dari Taiwan yang jumlahnya terus meningkat secara bertahap.

Per kuartal ketiga 2017, realisasi investasi Taiwan di Indonesia sebesar US$ 41,3 juta di 99 proyek (data BKPM), sementara data YTD September 2017 mencatat sebesar US$336 juta.

Dalam lingkup ASEAN, Indonesia merupakan satu-satunya negara ASEAN yang menikmati surplus perdagangan dengan Taiwan. Pada 2016 surplusnya mencapai US$1,55 miliar, sementara negara ASEAN lainnya defisit.

Pada periode Januari – April 2017, kinerja perdagangan Indonesia dengan Taiwan mulai membaik dengan meningkatnya ekspor secara keseluruhan sebesar 18,62% dan khusus untuk ekspor nonmigas bertumbuh sebesar 1,33%.

Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng

Selama lima tahun terakhir realisasi investasi Taiwan mencapai US$1,6 miliar, dimana pada tahun 2016 investasi Taiwan mencapai US$108 juta, atau meningkat 9,3% dari tahun sebelumnya.

Sementara data Financial Times pada Februari 2016, total Outward Investment Taiwan ke Indonesia berada pada di posisi
ketujuh dengan total investasi sebesar US$1,5 miliar.

BKPM mengidentifikasi minat investasi Taiwan senilai US$3 miliar, sekitar Rp 41,7 triliun untuk sektor industri petrokimia, baja, dan perkapalan. Hal ini sejalan dengan fokus pengembangan ekonomi pemerintah dalam Paket Kebijakan Ekonomi 15, yang difokuskan pada pengembangan industri logistik nasional.

BKPM mendorong investor Taiwan untuk merealisasikan komitmen investasi sesuai rencana lewat pembangunan industri semikonduktor, kimia, komunikasi, dan mesin di Indonesia. Di satu sisi, BKPM juga akan terus memberikan kemudahan layanan perizinan investasi, salah satunya adalah layanan izin 3 jam. (L/R01/RS1)

Baca Juga: Wapres: Ekonomi Syariah Arus Baru Ketahanan Ekonomi Nasional

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda