Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tewaskan 12 Orang, Israel Kembali Langgar Gencatan Senjata di Lebanon  

Arina Islami Editor : Rudi Hendrik - Rabu, 16 Juli 2025 - 16:39 WIB

Rabu, 16 Juli 2025 - 16:39 WIB

13 Views

Ilustrasi: Asap membumbung menyusul serangan udara Israel di wilayah Lebanon Selatan, Kamis, 3 Juli 2025. (Gambar: media sosial)

Beirut, MINA – Zionis Israel kembali melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok Hezbollah Lebanon, dengan melancarkan serangan udara mematikan di wilayah timur Lebanon pada Selasa (15/7).

Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai delapan lainnya, menurut laporan Kantor Berita Nasional (NNA) Lebanon.

Serangan udara itu menargetkan wilayah Wadi Fara, yang terletak di utara Lembah Bekaa, serta sebuah kamp pengungsian.

Militer Zionis mengklaim bahwa lokasi tersebut merupakan kamp pelatihan dan gudang senjata yang digunakan oleh milisi elit Hezbollah.

Baca Juga: Tetangga RI, Singapura Siap Akui Negara Palestina

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa serangan ini adalah bagian dari tanggapan tegas terhadap upaya Hezbollah membangun kembali kekuatannya.

“[Israel] akan membalas dengan kekuatan penuh terhadap upaya apa pun yang bertujuan membangun kembali [kekuatan Hezbollah],” katanya, seperti dikutip Al Jazeera.

Ia menambahkan bahwa serangan tersebut merupakan “pesan jelas” kepada pasukan Radwan, unit elit Hezbollah yang dituduh Zionis Israel sedang memperkuat pengaruh militernya di wilayah selatan Lebanon.

Serangan ini disebut sebagai yang paling mematikan sejak kedua pihak menyepakati gencatan senjata pada November 2023, yang dimediasi oleh Amerika Serikat.

Baca Juga: Jepang Cabut Peringatan Tsunami Usai Gempa Dahsyat Guncang Kamchatka Rusia

Dalam kesepakatan tersebut, Hezbollah diwajibkan menarik pasukannya ke utara Sungai Litani, sementara tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) menjadi satu-satunya kekuatan bersenjata yang boleh berada di sepanjang perbatasan.

Sementara itu, Zionis Israel diharuskan menarik pasukannya dari wilayah Lebanon, namun tetap diperbolehkan menempatkan kekuatan terbatas di lima titik strategis.

Kendati perjanjian tersebut masih berlaku secara formal, Zionis Israel tercatat telah berkali-kali melakukan pelanggaran, dengan melancarkan serangan ke berbagai wilayah Lebanon, termasuk wilayah sipil.

Ketegangan antara Israel dan Hezbollah meningkat tajam sejak agresi militer Zionis ke Jalur Gaza pada Oktober 2023.

Baca Juga: Gelombang Tsunami Capai Hawaii setelah Gempa Dahsyat Rusia

Hezbollah menyatakan dukungan terhadap perlawanan Hamas di Palestina, dan melancarkan aksi-aksi balasan terhadap Zionis Israel di wilayah utara.

Konflik yang terus berlangsung ini memicu kekhawatiran regional akan pecahnya perang berskala luas di perbatasan Lebanon-Israel, di tengah upaya diplomatik internasional untuk meredakan ketegangan.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Temuan Investigasi Baru: Tentara Israel Dilatih di Inggris Selama Genosida Gaza

Rekomendasi untuk Anda