Tiga Alasan Indonesia Konsisten Dukung Palestina

Oleh: Sajadi, Wartawan MINA

November, bisa dikatakan sebagai bulannya Palestina karena banyak peristiwa bersejarah yang terjadi dan berkaitan dengan nasib rakyat Palestina.

Misalnya, pada 2 November diperingati Deklarasi Balfour yang diterbitkan oleh pemerintah Inggris 104 tahun lalu. Peristiwa tersebut membuka jalan bagi Zionis untuk mendeklarasikan negara Israel pada 1948.

Kemudian pada 11 November, rakyat Palestina juga memperingati wafatnya mantan presiden Palestina Yasser Arafat. Deklarasi Kemerdekaan Palestina juga diproklamasikan pada 15 November. Sedangkan 29 November adalah Internasional yang ditetapkan oleh PBB.

Dengan banyaknya peristiwa penting terkait Palestina tersebut, rakyat Palestina maupun masyarakat internasional memusatkan aksi dan acara untuk mendukung bangsa yang belum sepenuhnya merdeka tersebut pada Bulan November.

Bermacam-macam aksi dan acara dilakukan untuk menujukan kepedulian terhadap Palestina. Di Indonesia sendiri, mulai dari pemerintah, lembaga, organisasi masyarakat hingga rakyat sipil biasanya memanfaatkan momen seperti ini untuk kambali menegaskan dukungannya bagi negara yang saat ini masih dijajah oleh Israel.

Contohnya, salah satu lembaga kemanusiaan yang disebut Aqsa Working Group (AWG) menggelar mulai dari tanggal 22 hingga 29 November 2021.

Lembaga kemanusiaan yang konsen terhadap pembebasan Masjid Al-Aqsa dan kemerdekaan Palestina itu menggelar banyak kegiatan dalam Pekan Solidaritas Palestina, seperti Gowes Al-Aqsa, pengibaran bendera Indonesia-Palestina di beberapa puncak gunung, webinar, talk show dan berbagai perlombaan.

Dukungan atau solidaritas dari berbagai elemen masyarakat Indonesia untuk bangsa Palestina bukanlah dimulai baru-baru ini saja, namun sudah sejak era Bung Karno dulu. Setidaknya ada tiga alasan yang membuat rakyat Indonesia setia mendukung Palestina, yakni:

Palestina Berperan Penting dalam Kemerdekaan Indonesia

Palestina merupakan salah satu negara pertama yang mengakui Indonesia sebagai negara merdeka secara de facto, tanggal 6 September 1944.

Seperti dikutip dari kompas.com, jauh sebelum Indonesia merdeka, ketika Perdana Menteri Jepang, Kaiso, pada 6 September 1944 di hadapan parlemen Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

Mendengar hal tersebut, Palestina pun secara de facto langsung mengakui kemerdekaan Indonesia, setahun sebelum kemerdekaan yang sebenarnya.

Pasca-mengakui Indonesia merdeka, mufti besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini dan Muhammad Ali Taher, saudagar kaya Palestina, menyiarkan dukungan rakyat Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia.

Dukungan tersebut disebarluaskan melalui radio berbahasa Arab pada 6 September 1944 di Berlin, Jerman.

Saat itu, diketahui Al-Husaini sedang bersembunyi di Jerman pada permulaan Perang Dunia II.

Ulama ini mengumumkan dukungannya di tengah situasi sulit, saat sedang berjuang melawan imperialis Inggris dan Zionis yang ingin menguasai kota Al-Quds, Palestina.

Kendati demikian, Al-Husaini tetap menyebarluaskan dukungannya terhadap kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia selama dua hari.

Tidak berhenti di situ, bentuk dukungan Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia juga terlihat ketika Palestina melobi negara-negara di kawasan Timur Tengah yang berdaulat di Liga Arab untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.

Setelah Palestina, pengakuan terhadap kemerdekaan RI berturut-turut disusul Mesir, Lebanon, Suriah, Yaman, Arab Saudi, serta tiga negara lain di luar Timur Tengah yaitu Turki, Iran, dan Afghanistan.

Dukungan Indonesia untuk Palestina Merupakan Amanat Konstitusi

Direktur Timur Tengah, Direktorat Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Bagus Hendraning Kobarsyih, menegaskan Pemerintah Indonesia mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk merdeka. Dukungan Indonesia bagi Palestina merupakan amanat konstitusi.

“Dukungan Palestina memang lebih kepada menjalankan amanat konstitusi dan mendukung dekolonisasi,” kata Bagus seperti dikutip dari Republika.co.id.

Amanat itu mengacu pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang berbunyi penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Menurut Bagus, meski memungkinkan terdapat nilai-nilai agama di dalamnya, namun secara umum dukungan terhadap rakyat Palestina adalah menyangkut kemanusiaan serta perjuangan sebuah negara yang sedang dijajah.

Salah satu pidato Bung Karno pada 1962, kata dia, juga ikut mendasari sikap Indonesia yang setia mendukung rakyat Palestina sampai saat ini.

“Selama kemerdekaan Bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah Bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel,” kata Bagus mengutip pidato Bung Karno.

Indonesia Dikenal sebagai Bangsa yang Religius dan Agamis

Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius dan agamis. Karena itu, menurut mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, pasti ada muncul rasa penolakan yang sangat besar ketika ada pelanggaran hak asasi manusia terhadap suatu bangsa.

“Semua agama tidak membenarkan penjajahan. Dan itu bertentangan dengan substansial dan esensial inti dari ajaran agama. Semua agama menolak penjajah, itu merupakan pengingkaran terhadap kemerdekaan,” ujar Lukman Hakim seperti dikutip dari Medcom.id.

Seperti yang lalu-lalu Israel seakan tidak pernah diam merisak keberlangsungan hidup warga Palestina dan ketenangan beribadah umat beragama. Zionis Israel yang dengan sengaja telah melakukan penindasan, pengusiran, dan pembunuhan terhadap warga Palestina.

Israel bahkan setiap waktu terus memperluas teritorinya. Luas wilayah yang dirampas dulunya hanya sehasta, sejengkal, sedepa, kini ketika melihatnya di atlas, Palestina pelan-pelan terhapus dari peta dunia.

Di Yerusalem sendiri ada Masjid Al Aqsa yang merupakan masjid kiblat pertama umat Islam saat shalat. Awalnya, lebih dari 10 tahun umat Islam menghadap Baitul Maqdis. Kedudukannya hampir sama dengan Masjidil Haram dan Nabawi.

Karena hal tersebut, Indonesia sebagai negara dengan penduduk Islam terbanyak di dunia tetap konsisten mendukung Palestina agar merdeka dan membebasakan Masjidil Aqsa dari cengkraman zionis Israel. (A/RE1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.