Baghdad, MINA – Tiga serangan terpisah dalam 24 jam telah menargetkan instalasi diplomatik atau militer Barat di Irak, sumber keamanan dan diplomatik mengatakan pada Selasa (15/9).
Meskipun tidak ada korban yang dilaporkan dalam serangan tersebut, para pejabat Irak mengatakan bahwa mereka melihat lonjakan tersebut sebagai cara tidak langsung untuk menekan pemerintah dalam upaya memerangi korupsi.
Pada Selasa pagi, sebuah alat peledak rakitan menargetkan kendaraan kedutaan Inggris yang pulang dari bandara Baghdad, kata seorang sumber diplomatik, demikian dikutip dari Nahar Net.
Serangan itu adalah yang pertama terhadap kendaraan pemerintah Inggris di Irak dalam lebih dari satu dekade, terjadi tepat di luar Zona Hijau keamanan tinggi yang menampung kedutaan Inggris dan misi diplomatik negara lainnya, kata sumber itu.
Baca Juga: Ribuan Warga Suriah Pesisir Mengungsi ke Lebanon karena Konflik Sektarian
Seorang pejabat keamanan mengkonfirmasi rincian serangan itu dan mengatakan, pasukan Irak di dalam Zona Hijau dalam keadaan siaga.
Selasa dini hari, dua roket Katyusha menargetkan kedutaan AS, juga di Zona Hijau, kata pejabat keamanan yang sama.
Sistem pertahanan roket C-RAM kedutaan menembak jatuh keduanya.
C-RAM yang didirikan awal tahun ini di kedutaan berfungsi memindai amunisi yang masuk dan meledakkannya di udara dengan menargetkan beberapa ribu peluru per menit.
Baca Juga: Suriah Umumkan Berakhirnya Operasi Militer di Wilayah Pesisir
Beberapa jam sebelumnya pada hari Senin, dua alat peledak menargetkan konvoi peralatan koalisi pimpinan AS, kata militer Irak dalam sebuah pernyataan.
Sumber intelijen Irak menyalahkan serangan serupa pada sekelompok kecil faksi paramiliter yang didukung Iran.
Para pejabat tinggi Irak mengatakan bahwa mereka menafsirkan serangan itu sebagai tanggapan terhadap agenda reformasi Perdana Menteri Mustafa al-Kadhemi, yang dikhawatirkan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang dapat merampas sumber pendanaan mereka.
Lonjakan serangan baru-baru ini pada hari Selasa terjadi tepat setelah Kantor Perdana Menteri mengumumkan perubahan besar personel, termasuk jabatan senior di bank sentral, Komisi Integritas, dan Komisi Investasi.
Baca Juga: Pelapor PBB Sebut Kejahatan Israel di Tepi Barat Ilegal dan Memalukan
Penunjukan baru dimaksudkan untuk memberantas korupsi di lembaga-lembaga tersebut, kata para pejabat.
Irak berada di peringkat salah satu dari 20 negara paling korup di dunia menurut Transparency International, dengan sekitar $ 450 miliar dana publik lenyap ke kantong politisi dan pengusaha yang curang sejak 2003. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UNHCR: Satu Juta Pengungsi Suriah akan Pulang pada 2025