Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim Kofi Annan Temui Presiden dan DPR Myanmar Bahas Rohingya

Rudi Hendrik - Selasa, 6 Desember 2016 - 11:03 WIB

Selasa, 6 Desember 2016 - 11:03 WIB

289 Views

kofi-annan

Mantan Sekjen PBB Kofi Annan bertemu dengan Presiden Myanmar Htin Kyaw, Senin, 5 Desember 2016. (Foto: AFP)

 

Naypyidaw, 6 Rabi’ul Awwal 1438/6 Desember 2016 (MINA) – Anggota rakhine/">Komisi Penasehat Rakhine Myanmar yang dipimpin oleh mantan Sekjen PBB Kofi Annan bertemu dengan Presiden Htin Kyaw dan lima anggota parlemen di Naypyidaw pada Senin membahas situasi yang tidak stabil di negara bagian barat Rakhine.

Tindakan keras keamanan di negara bagian itu telah memicu tuduhan dilakukannya genosida terhadap Muslim Rohingya yang tinggal di sana.

Komisi sembilan anggota itu bertemu dengan tiga anggota parlemen dari majelis rendah parlemen dan dua dari majelis tinggi yang mengikuti kunjungan ke bagian barat laut negara bagian Rakhine. Demikian Radio Free Asia (RFA) memberitakannya yang dikutip MINA.

Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel

Sejauh ini, pasukan keamanan Myanmar diduga telah melakukan pembunuhan di luar hukum, pemerkosaan dan pembakaran di sana selama pencarian terhadap “militan Rohingya” yang bertanggung jawab atas serangan mematikan di pos penjaga perbatasan pada 9 Oktober lalu.

Meskipun Komisi Penasehat telah meminta pertemuan dengan semua anggota parlemen di negara bagian Rakhine, tapi hanya lima anggota parlemen yang setuju untuk bertemu dengan Komisi, karena ada oposisi luas di kalangan warga etnis Rakhine dan anggota Partai Nasional Arakan (ANP) yang mendominasi legislatif negara bagian.

“Mereka (anggota komisi) sekarang telah mengunjungi Rakhine sebanyak tiga kali, dan mereka mengatakan, kerja sama dari sisi Rakhine sangat minim, sedangkan dari sisi Muslim sangat aktif,” kata Soe Win, seorang anggota parlemen majelis tinggi  dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang berkuasa, yang turut menghadiri pertemuan itu.

Kepada media RFA, Soe Win mengatakan, yang diinginkan oleh Komisi Penasehat adalah kedua belah pihak datang dan berbicara tentang perasaan, kesulitan, dan masalah mereka, sehingga Komisi dapat mempersiapkan laporan berdasarkan temuan mereka.

Baca Juga: Macron akan Umumkan Perdana Menteri Baru Hari Ini

Komisi Penasehat ditunjuk pada akhir Agustus oleh Penasihat Negara Aung Sang Suu Kyi. Komisi harus menyerahkan laporan temuannya kepada pemerintah dalam waktu satu tahun.

Menurut harian nasional New Light of Myanmar, seorang anggota komisi mengatakan kepada media lokal bahwa lembaga itu akan menyerahkan laporan sementara kepada pemerintah dalam dua bulan ke depan.

“Tapi sekarang hanya Muslim yang aktif, yang berarti akan ada sangat sedikit fakta tentang masalah yang orang-orang etnis Rakhine hadapi,” kata Soe Win.

Aung San Suu Kyi sedang mencoba menemukan solusi untuk masalah di Rakhine yang pada gilirannya akan membantu negara multietnis itu mencapai tujuan perdamaian abadi.

Baca Juga: Suriah akan Buka Kembali Wilayah Udara untuk Lalu Lintas Penerbangan

Namun, etnis Rakhine Buddha dan anggota ANP menentang penunjukan tiga orang asing dalam Komisi Penasehat, termasuk Kofi Annan yang mereka yakini akan berpihak pada Muslim Rohingya.

Organisasi masyarakat sipil Rakhine pun menolak bertemu dengan anggota Komisi yang justru disambut oleh demonstran selama akhir pekan ketika mereka tiba di kota Maungdaw, Buthidaung, Mrauk-U, dan Myebon. (T/P001/R05

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Internasional
Wapres RI Ma'ruf Aamiin menghadiri acara Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-44 dan ke-45 di Vientiane, Laos, Rabu (9/10/2024) (Foto: Setwapres RI)
Asia
Asia
Internasional
Asia