Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

TOKOH PENDIDIKAN: ISU TUDUHAN SYI’AH HANYA URUSAN PERUT

Fauziah Al Hakim - Senin, 21 Desember 2015 - 20:32 WIB

Senin, 21 Desember 2015 - 20:32 WIB

1191 Views ㅤ

Alya (MINA)
Alya (MINA)

Alya (MINA)

Jakarta, 10 Rabi’ul Awwal 1437/21 Desember 2015 (MINA) – Seorang tokoh pendidikan, Munif Chatib mengatakan isu tuduhan syi’ah terhadap SD Silaturahim Islamic School dan SMPIT-SMAIT Insan Mandiri Cibubur itu hanya urusan perut.

“Isu semacam itu hanya urusan perut saja, karena ada beberapa orang yang menganggap sekolah itu adalah saingan bisnis, jadi ketika ada sekolah yang bagus, khawatir menjadi saingan mereka,” ujar Munif saat ditemui wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Saya pikir masyarakat yang cerdas dan calon wali murid yang cerdas akan datang melihat sendiri. Tuduhan-tuduhan ini  sumbernya dari orang yang tidak bertanggung jawab,” tuturnya.

“Itu tuduhan yang sederhana, faktanya tidak ada sama sekali,” tambahnya.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

“Dan kita banyak ditunjang oleh orang-orang ahli di sini yang sangat profesional, jadi saya sama sekali tidak menghiraukan isu itu karena orang datang bisa melihat sendiri konsepnya, apalagi kita memakai Project Based Quran,” ujar Munif.

Munif yang juga Direktur Yayasan Pendidikan Silaturahim Jatikarya ( YPSJ) mengatakan, harapannya optimis dengan sekolah SD Silaturahim Islamic School dan SMPIT-SMAIT Insan Mandiri Cibubur akan maju, karena konsep kurikulumnya matang.

“Kurikulum ini adalah sesuatu yang dijalankan oleh guru, betapa banyak sekolah yang tidak punya konsep kurikulum, comot sana comot sini, ganti-ganti. Nah kalau kita ini matang dan sudah digarap. Tahun ajaran baru nanti, masyarakat bisa melihat sendiri bagaimana proses ini dimulai,” ujarnya.

Munif menambahkan, “Ketika kurikulumnya sudah matang, harapan keduanya adalah bagaimana orang yang menjalankan kurikulum ini, yaitu guru. Kita siap dengan pelatihan guru-guru, pelatihan guru saya hitung bisa sampai 50 jam, minimal 1 tahun itu 100 jam.”

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Sementara itu, ia juga berkomentar tentang Universitas Islam Internasional yang akan dibangun pemerintah, “Bagus, itu artinya problem masyarakat yang diharapkan bisa diselesaikan oleh orang-orang akademis sudah mendapatkan perhatian,” ujar Munif.

“Harapannya, para doktor lulusan S3 dari kampus Islam mampu menyelesaikan masalah masyarakat. Tapi apakah bisa benar-benar itu terjadi bahwa para lulusan S2 dan S3 tidak hanya berkecimpung dalam teori-teori akademis saja. Apa bisa teori ini punya benefit dan manfaat untuk masyarakat, itu yang masih jadi pertanyaan,” tuturnya. (L/P006/hna/R03)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Millenia
Indonesia
Indonesia