Jakarta, 26 Rajab 1437 / 4 Mei 2016 (MINA) – Tokoh Perempuan terkemuka Indonesia, Prof. Hj. Tuty Alawiyah binti Abdullah Syafi’ie, wafat pada Rabu (4/5) pukul 07.15 pagi, dalam usia 74 tahun, di Rumah Sakit MMC, Jakarta.
Jenazah disemayamkan di rumah duka, Jati Waringin No 50-51, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat.Jenazah akan dimakamkan di kompleks Pesantren Yatim Assafi’iyyah di Jati Waringin, ba’da Ashar.
Sehari sebelumnya sempat beredar berita hoak bahwa Tokoh kelahiran Jakarta, 30 Maret 1942 ini dikabarkan meninggal. Waktu itu sempat dibantah oleh keluarganya. Kini kabar duka tersebut diverifikasi kebenarannya oleh keluarga almarhumah, bahwa almarhumah wafat hari ini.
Almarhumah pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan pada 1998 hingga 1999 pada Kabinet-kabinet Pembengunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan, pada 1992 hingga 2004, alumni IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini pula pernah aktif sebagai anggota Majlis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Selain itu, sejak usia 9 tahun, Tuty Alawiyah sudah mulai berdakwah menyiarkan Agama Islam, di bawah naungan Yayasan Pengurusan As-Syafi’iyah yang didirikan pada 1933 oleh ayahnya, KH. Abdullah Syafi’i. Tuty juga membangun Pesantren putra-putri dan Yatin, Pesantren tinggi Darul Agama, Sekolah Tinggi Wirasuasta.
Jabatan terakhir yang masih diembannya adalah Rektor Universitas Islam Asy-Syafi’iyyah dan Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT).
Mubaligah kondang ini juga dikenal mempunyai visi bahwa perempuan Indonesia adalah pilar bangsa. di samping itu, kemampuan intelektualnya dan banyaknya jam terbang menjadi pembicara dan penceramah di berbagai kota di lima benua, adalah bukti bahwa perempuan memiliki kesempatan dan hak yang sama dengan laki-laki dalam berkarya di berbagai bidang bagi bangsa ini.
Ia juga pernah diundang pemerintah Amerika Serikat pada 1984 untuk bertemu dengan para tokoh dari berbagai agama, tokoh-tokoh pendidik dari perguruan tinggi, tokoh-tokoh wanita, dan mengunjungi lembaga-lembaga sosial dan keagamaan.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Ia juga merupakan pendiri banyak organisasi dan institusi Islam di Indonesia. Ia pernah bergabung di Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Center For Information And Development Studies (CIDES), dan organisasi lainnya. (T/nrz/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas