Bamako, MINA – Tokoh oposisi Mali dan pemimpin protes paling berpengaruh, Mahmoud Dicko, akan mundur dari politik, menurut juru bicaranya.
Langkah itu diambil setelah pertemuan Dicko dengan anggota kudeta militer yang telah berjanji untuk mengawasi pemilihan umum dalam waktu yang “masuk akal”, demikian TRT World melaporkan.
Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mengundurkan diri dan membubarkan parlemen pada Selasa (18/8) setelah pemberontak menahannya dengan todongan senjata, semakin mengguncang negara yang selama ini berada dalam cengkeraman pemberontakan militan dan kerusuhan sipil.
Para pemberontak itu bertemu dengan Dicko, seorang pengkhotbah Muslim yang membakar semangat para pengunjuk rasa selama demonstrasi anti-Keita dalam beberapa pekan terakhir, yang menarik puluhan ribu orang demonstran.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Usai pertemuan, juru bicara mengatakan Dicko telah memutuskan mundur dari politik.
Meskipun tidak ada rincian lebih lanjut yang dibagikan, langkah tersebut menunjukkan setidaknya sebagian dari gerakan oposisi puas dengan janji para pelaku kudeta untuk kembali ke praktik demokrasi.
Suasana di ibu kota Bamako tenang sepanjang hari. Para pemimpin junta mendesak masyarakat dan pejabat untuk kembali hidup seperti biasa. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)