Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tolak Larangan Imigran, Jaksa Agung AS Dipecat Trump

Rudi Hendrik - Selasa, 31 Januari 2017 - 22:17 WIB

Selasa, 31 Januari 2017 - 22:17 WIB

369 Views

Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Sally Yates (kanan). (Foto: Washington Post)

Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Sally Yates (kanan). (Foto: Washington Post)

 

Washington, 3 Jumadil Awwal 1438/31 Januari 2017 (MINA) – Karena menentang perintah Gedung Putih dengan menolak memberlakukan pemeriksaan ketat dan larangan bagi imigran asal tujuh negara, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memecat Pelaksana Tugas Jaksa Agung Sally Yates.

Yates memilih bergabung bersama para pengacara yang memprotes kebijakan imigrasi Presiden Trump. Ia ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas pada 20 Januari 2017 dan dipecat pada 30 Januari.

“Plt Jaksa Agung, Sally Yates, telah mengkhianati Departemen Kehakiman dengan menolak untuk menegakkan ketertiban hukum yang dirancang untuk melindungi warga Amerika Serikat,” kata kantor Sekretaris Pers Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, demikian Al-Jazeera memberitakannya.

Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia

Yates telah sepakat untuk menjabat sebagai pelaksana tugas hingga Senator Jeff Sessions yang dipilih oleh Trump sebagai Jaksa Agung AS, dikonfirmasi oleh Senat.

Gedung Putih mengatakan bahwa Dana Boente, Jaksa AS untuk Distrik Timur Virginia akan menggantikan posisi Yates hingga Senator Sessions disetujui.

Boente mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Washington Post bahwa dia akan menegakkan tatanan imigrasi.

Keputusan itu diambil di saat Trump ditekan di masa pekan keduanya ia berkantor. Kebijakannya memperketat aturan imigrasi telah menjadi krisis politik yang cepat meningkat di negara itu.

Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri

Tujuh negara yang imigrannya dilarang oleh Trump adalah Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman.

Trump berpendapat, pemeriksaan ketat terhadap imigran diperlukan untuk melindungi AS dari serangan, tapi kritikus mengeluhkan bahwa perintah Trump tidak adil karena cenderung hanya menyasar komunitas Muslim dan menginjak-injak reputasi bersejarah bangsa sebagai tempat yang ramah bagi imigran. (T/RI-1/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan

Rekomendasi untuk Anda

Amerika
Amerika