Semarang, MINA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengukuhkan Direktur Politeknik Negeri Semarang (Polines), Totok Prasetyo sebagai guru besar bidang Ilmu Thermodinamika, pada jurusan Teknik Mesin.
Totok dikukuhkan pada Rapat Terbuka Senat Polines oleh Ketua Senat, Jusni Amid di Polines Tembalang, Semarang, pada Rabu (2/2) melalui penelitian ilmiahnya yang berjudul ‘Pemanfaatan Energi Panas Bumi Temperatur Rendah Menggunakan Teknologi Organic Rankine Cycle (ORC) dengan Fluida Kerja R123’.
Pada kesempatan ini, mewakili Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto, Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi, Henri Togar Hasiholan Tambunan mengalungkan tanda guru besar kepada Totok.
“Kami merasa sangat bangga atas capaian Totok Prasetyo sebagai guru besar yang ke-25 dari 29 guru besar politeknik di tanah air,” ujar Henri.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
Henri mengatakan, Kemendikbudristek mendorong penuh perguruan tinggi vokasi untuk terus menghadirkan guru besar.
“Mari kita berjuang untuk ini. Terlebih, Totok Prasetyo sebagai lulusan SMK yang menjadi guru besar turut menggelorakan slogan ‘SMK Bisa’. Mudah-mudahan apa yang menjadi temuan Totok Prasetyo dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan bangsa ini,” ujarnya.
Dengan dikukuhkannya Totok sebagai guru besar, Polines kini memiliki dua guru besar. Sebelumnya, Muhammad Mukhlisin dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Tanah, pada jurusan Teknik Sipil, pada Juli 2019.
Peran Ilmu Thermodinamika Dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam Indonesia
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
Dalam orasi ilmiahnya, Totok mengatakan, substansi pidato pengukuhan guru besar ini menggambarkan ide gagasannya terkait betapa besarnya potensi sumber daya alam Indonesia khususnya di sektor panas bumi.
“Harta karun energi yang tidak ternilai ini tersimpan dalam perut bumi Ibu Pertiwi, Indonesia,” ungkapnya.
Akan tetapi, sampai saat ini belum terekploitasi sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat Indonesia. Panas Bumi yang ada di hampir seluruh wilayah Nusantara, harus dikonversikan menjadi energi listrik.
“Salah satu bidang ilmu yang memiliki peran utama dalam proses konversi energi adalah Ilmu Termodinamika. Termodinamika merupakan salah satu cabang Ilmu Fisika yang membahas mengenai perubahan energi panas menjadi bentuk energi lain,” ucap Direktur Polines ini.
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri
“Hukum pertama Termodinamika dan Hukum Termodinamika kedua menjadi acuan dalam membahas mengenai perubahan energi. Hal ini merupakan jawaban solusi atas paradigma baru penggunaan energi alternatif dan menjadi fokus kajian penelitian-penelitian saya selama ini,” lanjutnya.
Totok melanjutkan, wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke termasuk ke dalam kawasan wilayah Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire yang menyimpan potensi sumber energi panas yang sangat besar. Meskipun telah dimanfaatkan dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), kata Totok masih terdapat potensi sumber panas dengan temperatur rendah berkisar antara 80 sampai dengan 150 derajat celcius.
“Untuk itu, ada strategi pemanfaatan energi dengan sumber panas yang rendah untuk menghasilkan energi listrik dengan teknologi ORC. Di sini, Ilmu Termodinamika benar-benar diaplikasikan untuk mengubah energi panas, dikonversikan menjadi energi listrik,” tambahnya. (R/R5/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian