Washington, MINA – Presiden Amerika Serilat (AS) Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif pajak barang impor asal China senilai $267 miliar dolar yang akan mencakup hampir semua produk impor China ke AS.
Sebelumnya, tarif potensial sudah diterapkan AS terhadap barang impor china sebesar $50 miliar dolar dan tarif senilai $200 miliar dolar untuk produk-produk yang bernilai,” itu bisa terjadi segera,” ujar Trump.
Dia mengatakan kepada wartawan saat berkunjung ke Fargo, Dakota Utara, pada hari Jumat (7/9), “di belakang itu, masih ada $267 miliar dolar yang siap untuk diterapkan dalam waktu singkat jika saya mau,” demikian VOA melaporkan dikutip MINA, Sabtu (8/9).
“Itu mengubah persamaan,” tambahnya. Langkah tersebut akan menciptakan tarif baru untuk hampir semua barang impor AS dari China.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Pernyataan Trump tersebut datang sehari setelah berakhirnya periode komentar publik pada proposal penambahan tarif impor produk China senilai $200 miliar dolar. Penasehat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan pada Jumat bahwa Trump akan mengevaluasi komentar publik tersebut sebelum membuat keputusan tentang tarif baru tersebut.
Kantor perwakilan perdagangan AS menerima hampir 6.000 komentar audiensi publik selama tujuh hari tentang proposal tersebut.
Trump berpendapat bahwa tarif atas barang-barang impor Cina akan memaksanya untuk berdagang dengan persyaratan yang lebih menguntungkan untuk Amerika Serikat. Dia telah menuntut bahwa China lebih baik melindungi kekayaan intelektual Amerika, termasuk mengakhiri praktik cybertheft. Trump juga menyerukan kepada China untuk mengizinkan perusahaan AS mendapatkan akses lebih besar ke pasar China dan untuk memotong surplus perdagangan AS.
China tidak tinggal diam, mereka membalasnya dengan menerapkan tarif yang sama terhadap produk impor AS. China juga mengancam akan membalas terhadap tarif baru apapun yang diterapkan oleh AS. Namun, impor China dari Amerika Serikat bernilai $200 miliar dolar per tahun masih kurang jumlahnya dibanding impor Amerika dari China, sehingga akan kehabisan ruang untuk menyeimbangkan dengan sanksi AS tersebut. (T/Sj/RS3)
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas