Jakarta, 11 Shafar 1438/11 November 2016 (MINA) – Terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS) ke-45 memunculkan banyak kekhawatiran bagi masyarakat dunia, terutama bagi umat muslim, melihat kebijakannya yang dinilai sangat anti Islam.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedhar Nashir mengatakan, dengan sikap Trump yang dilihat anti Islam membuat khawatir, namun umat muslim Indonesia tidak bisa menolak karena itu sudah pilihan masyarakat AS.
“Kita tidak bisa ikut mempengaruhi karena memang sudah pilihan negara demokratis, negara manapun, jika itu pilihan rakyat (AS), hal itu merupakan cermin dari kehendak rakyat,” ujarnya dari keterangan tertulis yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Jakarta. Kamis (10/11).
Ia menambahkan, Trump dalam konteks dunia islam dianggap sebagai representasi dari sosok yang islamophobia, bahkan juga anti imigran sedang imigran itu konteksnya juga dari timur tengah dan kawasan lain yang identik dengan muslim. Untuk itu ia menghimbau bagi umat muslim untuk selalu berfikir positif.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Hujan Ringan hingga Sedang
“Kita harus membangun praduga baik, bahwa disebuah negara demokrasi sebesar Amerika siapaun presidennya, nilai-nilai demokrasi, HAM , dan hal-hal yang sudah menjadi pandangan keadilan universal,” ujarnya. “kita harus percaya bahwa fenomena islamophobia yang muncul ketika awal kampanye dan masa kampanye itu tidak menjadi kebijakan politik Amerika maupun politik luar negeri,” tambahnya.
Lebih lanjut Haedar mengatakan, rakyat Amerika adalah rakyat yang terdidik dan demokratis, sehingga islamophobia itu tidak akan terjadi. Karena itu, besar harapan pada dunia muslim, khususnya Indonesia berharap masyarakar Amerika bisa menerapkan nilai-nilai keberagaman Agama.
“Melalui Presiden Jokowi, dan Menteri Luar Negeri Indonesia, sebagimana tata karma dunia untuk mengucapkan selamat dan menyampaikan harapan bahwa Indonesia sebagai negara muslim terbesar tentu juga akan tetap lebih tegak diatas prinsip pluralisme, dan menjunjung tinggi hak atas nilai-nilai itu, dan meletakkan minoritas termasuk muslim, sebagai bagian yang terlindungi dalam kehidupan rakyat dan negara Amerika,” tutupnya.
Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat ke-45 setelah memperoleh 279 (59.611.678 suara) dari 270 electoral votes yang dibutuhkan untuk menjadi Presiden AS, sementara pesaingnya Hillary Clinton memperoleh 228 (59.814.018 suara) electoral votes.
Baca Juga: Sheikh Mahmoud Anbar: Empat Alasan Operasi Badai Al-Aqsa oleh Pejuang Palestina
(L/M09/R03 )
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Paripurna DPR Sahkan RUU Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi DKJ