Ramallah, MINA – Merespon tindakan pendudukan Israel yang belum juga membebaskan tahanan hamil, Anhar Al-Deek, warga Palestina gelar unjuk rasa di depan Kantor Palang Merah di Ramallah, Palestina.
Menteri Urusan Perempuan, Amal Hamad, meminta Israel untuk membebaskan Anhar al-Deek, yang sedang hamil sembilan bulan, agar dia bisa melahirkan bayinya di lingkungan yang layak dan di antara keluarganya.
Peserta lain dalam unjuk rasa itu mengatakan, penahanan Al-Deek menjelang kelahiran adalah pelanggaran hukum dan konvensi internasional yang merupakan kejahatan perang.
Al-Deek, (26) ibu dari seorang bayi, ditahan di Kufr Nimeh, dekat Ramallah, karena aktivitas politiknya saat dirinya hamil bulan keempat.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Dia sempat mengirim surat kepada keluarganya, meminta pembela hak asasi manusia untuk mengambil tindakan terhadap penahanannya di penjara.
“Apa yang harus saya lakukan jika saya melahirkan saat saya jauh dari keluarga?” kata al-Deek dalam surat itu.
“Saya diborgol dan kalian tahu betapa sulitnya operasi caesar di luar penjara. Bagaimana saya akan melalui pengalaman ini saat saya di penjara dan sendirian?” seru dia.
Wanita Palestina itu mengatakan, otoritas penjara Israel akan menahannya di sel isolasi setelah melahirkan anaknya.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Israel menolak untuk membebaskannya meskipun faktanya Al-Deek tidak dikenakan biaya atau mengizinkan anggota keluarganya untuk menghadiri persalinannya yang akan dilaksanakan secara C-Section (Caesar).
Al-Deek ditahan oleh pasukan Israel lima bulan lalu atas tuduhan mencoba melakukan serangan penikaman di sebuah permukiman Israel yang sedang dibangun. (T/ara/B03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon