Ankara, 27 Syawwal 1437/1 Agustus 2016 (MINA) – Turki mengancam akan mundur dari kesepakatan dengan Uni Eropa untuk membendung arus pengungsi dan migran yang menuju Benua Biru itu.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, langkah itu akan diambil jika Uni Eropa tidak memberikan bebas visa wisata bagi warga Turki, demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Akses bebas visa ke Uni Eropa adalah hadiah utama bagi upaya pemerintah Ankara dalam mencegah masuknya pengungsi dan migran ke Eropa.
Namun, janji bebas visa ditunda karena terjadi benturan dengan undang-undang Turki dan tindakan tegas pemerintah setelah upaya kudeta yang gagal.
Baca Juga: Trump Terkejut Atas Penolakan Mesir dan Yordania Soal Relokasi Warga Gaza
Cavusoglu mengatakan, perjanjian membendung aliran pengungsi telah bekerja efektif karena ada tindakan yang sangat serius dari pemerintah Turki.
“Tapi semua itu tergantung pada pembatalan persyaratan visa bagi warga kami, yang juga merupakan item dalam perjanjian tanggal 18 Maret,” kata Cavusoglu. “Jika bebas visa tidak ada, kami terpaksa mundur dari kesepakatan.”
Keputusan mundur dari kesepakatan akan dilihat pada awal atau pertengahan Oktober mendatang.
Perjanjian Uni Eropa-Turki dirancang untuk menghentikan arus pengungsi dan migran dengan cara mendeportasi mereka dari Yunani pulang ke Turki, serta memungkinkan sejumlah warga Suriah untuk ikut dalam program relokasi dari Turki ke Uni Eropa. (T/P001/P4)
Baca Juga: Lavrov: G20 Sambut Baik Perundingan Rusia-AS di Riyadh
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)