Idlib, Suriah, MINA – Satu tentara Turki tewas dan tiga lainnya cedera pada Kamis (27/6) ketika pos pengamatan mereka di wilayah Idlib, Suriah, diserang oleh penembakan dan mortir, kata Kementerian Pertahanan Turki. Sebagai tanggapan, militer Turki melakukan serangan balasan terhadap pasukan rezim Bashar Al-Assad.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Turki mengatakan, pasukan rezim Suriah melakukan serangan terhadap pos mereka di zona deeskalasi provinsi itu.
Mereka yang terluka dievakuasi dan sudah menerima perawatan medis, kata kementerian itu.
Atase Rusia di Ankara dipanggil ke markas militer dan diberi tahu bahwa serangan itu akan “dihukum dengan cara yang paling kuat,” kementerian itu mencatat seperti dilansir Daily Sabah.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Angkatan Bersenjata Turki (TSK) mengirim bala bantuan ke daerah itu Kamis malam, karena daerah tersebut telah ditargetkan beberapa kali oleh pasukan rezim Assad selama tiga bulan terakhir.
Itu adalah serangan keenam di dekat pos pengamatan, dengan serangan serupa oleh rezim juga dilaporkan pada 29 April, 4 Mei, 12 Mei, 31 mei, dan 8 Juni.
Idlib, oposisi terakhir di kantong terakhir di Suriah, memiliki populasi sebelum perang 1,5 juta. Jumlah itu membengkak menjadi sekitar 3 juta dengan gelombang pengungsi baru setelah ditetapkan sebagai “zona deeskalasi” di bawah perjanjian Astana antara Turki, Rusia, dan Iran pada Mei 2017, yang membuka jalan bagi solusi politik permanen di Suriah.
Militer Turki mendirikan 12 pos pengamatan di zona deeskalasi Idlib setelah putaran kesembilan dari perundingan damai yang diadakan Astana.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Presiden Recep Tayyip Erdogan menyoroti upaya Turki dengan Rusia dan Iran untuk membangun perdamaian regional. Ia mengatakan, “Kami telah berhasil dalam mencegah kehilangan nyawa warga sipil dan bergerak maju untuk solusi politik dengan menerapkan zona deeskalasi.”
Berbicara kepada Nikkei Asian Review yang berbasis di Tokyo pada Rabu, menjelang KTT G-20 mendatang di Osaka pada 28-29 Juni, Erdogan mengatakan, “Kami mencegah ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka di Idlib dan bermigrasi ke negara kami dan Eropa.”
Meskipun Turki dan Rusia telah sepakat untuk menghentikan tindakan agresi dan mengubah Idlib menjadi zona deeskalasi, rezim Suriah secara konsisten melanggar gencatan senjata, meluncurkan serangan yang sering di menyasar dalam zona deeskalasi. (T/R11/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu