Ankara, MINA – Pabrikan drone bersenjata terkemuka Turki menolak laporan yang mengklaim negara itu berutang kesuksesannya dalam mengembangkan kendaraan udara tak berawak (UAV) canggih dengan teknologi yang diimpor dari Inggris.
Laporan oleh harian Inggris, The Guardian, yang diterbitkan Rabu (27/11), menuduh bantuan vital dari EDO MBM Technology yang berbasis di Brighton, Inggris, dalam bentuk memasok rak-rak rudal Hornet telah membantu Turki menjadi pemain utama dalam industri manufaktur drone bersenjata.
Menurut laporan itu, Bayraktar TB2 – sebuah UAV bersenjata paling efektif di Turki hingga saat ini yang dibuat oleh Baykar – tidak akan dapat menembakkan rudal selama pengujian jika bukan karena teknologi yang dipasok oleh Inggris.
Namun, Selcuk Bayraktar, kepala petugas teknologi di Baykar dan pengembang TB2, membantah keras klaim yang dibuat oleh The Guardian itu. Demikian Daily Sabah melaporkan.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
“Kami tidak pernah mendapatkannya dari Anda. Ini sangat mahal (dan) tidak berfungsi dalam semua kasus. Kami telah merancang dan memproduksi versi kami yang jauh lebih maju dan hemat biaya,” kata Bayraktar.
Sistem Bayraktar TB2, yang memiliki taksi sepenuhnya otonom, lepas landas, kemampuan jelajah dan pendaratan normal dengan sistem avionik dan arsitektur fusi sensor, telah secara aktif digunakan sejak 2014 sebagai sistem kendaraan udara tak berawak taktis nasional pertama yang termasuk dalam Inventaris Angkatan Bersenjata Turki (TSK). Drone tersebut telah memainkan peran utama dalam operasi antiteror pasukan keamanan Turki di dalam dan luar negeri.
Dengan melakukan pengintaian aktif, penerbangan pengawasan dan intelijen, Bayraktar TB2 memiliki kemampuan untuk mengirimkan gambar ke pusat operasi tanpa penundaan dan melibatkan target. Pesawat tanpa awak itu memiliki daya tahan penerbangan 24 jam dan dapat membawa 150 kilogram (330 pon) muatan dan dapat dioperasikan siang dan malam.
Bayraktar TB2, yang mampu membawa empat rudal MAM-L dan MAM-C yang diproduksi oleh Roketsan, dapat membuat penargetan yang tepat dengan penanda target laser bawaannya.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Hal itu menjadikan Turki salah satu dari enam negara di dunia yang memproduksi drone dan amunisinya sendiri. Drone nasional, yang dilengkapi dengan rasio konten lokal 93%, sistem ini memungkinkan pengintaian, pengawasan udara terus menerus, deteksi target dan penghancuran.
Pada bulan Januari, Baykar menandatangani perjanjian dengan perusahaan Ukraina Ukrspetsproject untuk penjualan 12 Bayraktar TB2 untuk tentara Ukraina.
Baykar juga menandatangani kesepakatan pada Maret 2018 dengan Qatar untuk menjual enam pesawat tak berawak untuk pasukan Qatar. Negosiasi untuk ekspor TB2 Bayraktar juga berlanjut dengan negara lain. (T/R11/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu