Al-Quds, MINA – Turki dan Otoritas Palestina pada Rabu (14/8) mengecam seruan Israel untuk mengubah status quo Masjid Al-Aqsha di Al-Quds, Palestina.
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan, Turki “sepenuhnya menolak” permintaan Gilad Erdan, Menteri Keamanan Publik Israel, untuk mengubah situasi historis masjid tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Kepresidenan Palestina juga mengutuk seruan Erdan. Demikian Daily Sabah melaporkan, Kamis (15/8).
“Kami mengutuk pernyataan yang ditujukan untuk meningkatkan ketegangan dan memicu perasaan rakyat Palestina, Arab dan negara-negara Islam,” kata Kepresidenan Palestina.
Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya
Ia menambahkan masjid ini adalah garis merah dan setiap perubahan mengenai kondisinya tidak dapat diterima. Presidensi meminta pemerintah Israel bertanggung jawab atas provokasi yang sedang berlangsung dan serangan terhadap situs-situs keagamaan di Al-Quds yang diduduki, khususnya di Masjid Al-Aqsha.
Kepresidenan memperingatkan jika Israel melanjutkan tindakan seperti itu, ini akan mengarah pada situasi yang tidak terkendali atau konsekuensi serius.
“Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk campur tangan untuk menekan Israel agar menghentikan tindakan-tindakan ini,” ujar mereka.
“Saya pikir ada ketidakadilan dalam status quo yang telah ada sejak 1967,” kata Erdan kepada Radio Israel pada Selasa.
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang
“Kita perlu bekerja untuk mengubah [status quo] sehingga di masa depan orang-orang Yahudi, dengan bantuan Tuhan, dapat berdoa di Bukit Bait Suci,” tambahnya.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsha berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Pada tahun 1980, dalam suatu langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional, Israel mencaplok seluruh kota, mengklaimnya sebagai ibu kota negara “abadi dan tak terbagi” yang diproklamirkan oleh negara Yahudi.
Bagi umat Islam, Al-Aqsha merupakan situs tersuci ketiga di dunia setelah Mekah dan Madinah, sedangkan orang-orang Yahudi menyebut daerah itu sebagai “Temple Mount,” mengklaim itu adalah situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno. (T/R11/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian