Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

TURKI DUKUNG SOLUSI POLITIK INKLUSIF DI LIBYA

Rudi Hendrik - Senin, 14 Desember 2015 - 09:36 WIB

Senin, 14 Desember 2015 - 09:36 WIB

319 Views

Salah satu faksi di Libya. (Foto: AA)

LIBYA.jpg" alt="Salah satu faksi di Libya. (Foto: AA)" width="306" height="172" /> Salah satu faksi di Libya. (Foto: AA)

Roma, 3 Rabi’ul Awwal 1437/14 Desember 2015 (MINA) – Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan di Roma pada Ahad (13/12), Pemerintah Turki mendukung solusi politik inklusif di Libya.

Pernyataan itu disampaikan dalam sebuah konferensi internasional di ibukota Italia yang dihadiri oleh para menteri dari 17 negara serta perwakilan dari PBB, Uni Eropa, Liga Arab dan Uni Afrika.

“Situasi saat ini di Libya jangan berkelanjutan. Turki mendukung solusi politik inklusif yang akan membawa stabilitas di Libya dan kawasan,” kata Cavusoglu. Anadolu Agency memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Menurutnya, integritas wilayah Libya harus dilindungi dan tidak ada cara lain selain solusi politik untuk meringankan situasi saat ini di negara itu.

Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina 

Cavusoglu menyarankan, gencatan senjata di negara itu harus dinyatakan sesegera mungkin.

Sementara itu, perjanjian damai telah dijadwalkan pada 16 Desember antara faksi-faksi politik Libya yang bertikai.

Di forum yang sama, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry juga mengatakan, kesepakatan untuk menciptakan pemerintahan persatuan nasional akan siap pada Rabu, 16 Desember.

Libya tetap dalam keadaan kacau sejak pemberontakan berdarah mengakhiri pemerintahan Muammar Gaddafi pada akhir 2011.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Sejak itu, perpecahan politik merusak negara tersebut dengan menghasilkan dua kursi pemerintahan saingan, masing-masing dengan lembaga dan kapasitas militer sendiri.

Kedua pemerintah masing-masing berbasis di ibukota Tripoli dan di kota timur Tobruk.

Selain itu, kelompok bersenjata yang berafiliasi kepada Islamic State (ISIS) mengambil keuntungan dari kekacauan tersebut dan memperkuat keberadaannya di provinsi Sirte dan Dernah. (T/P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Asia
Asia
Internasional
Internasional
Internasional